;

Abstrak


Analisis Multilevel: Aplikasi Health Belief Model dalam Pencegahan Tersier pada Pasien Hipertensi Di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu


Oleh :
Betriza - S022208012 - Sekolah Pascasarjana

<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]-->

Latar belakang: Hipertensi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi, maka upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan mengaplikasikan teori Promosi kesehatan Health Belief Model. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konstruk Health Belief Model terhadap perilaku pencegahan tersier pada pasien hipertensi.

Subjek dan metode: Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 16 puskesmas kabupaten Kaur Bengkulu pada bulan November-Desember 2023. Sejumlah 208 pasien hipertensi yang dipilih secara Simple random sampling. Variabel dependen adalah perilaku pencegahan tersier. Variabel independen adalah sejumlah konstruk dalam teori Health Belief Model meliputi persepsi kerentanan, stimulus untuk bertindak, dan efikasi diri.. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data dianalisis menggunakan model analisis regresi linier ganda multilevel.

Hasil: Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik tidak signifikan antara persepsi kerentanan (b= 0.11; CI 95%= -0.01 hingga 0.22; p= 0.065), efikasi diri

(b= 0.16; CI 95%= -0.01 hingga 0.32; p= 0.059), stimulus untuk bertindak secara

statistik signifikan (b= 0.20; CI 95%= 0.03 hingga 0.38; p= 0.022) terhadap perilaku pencegahan tersier hipertensi, Puskesmas kurang memiliki pengaruh kontekstual terhadap perilaku pencegahan tersier pada pasien hipertensi (ICC= 6.68% < 8>

Kesimpulan: Beberapa konstruk dalam teori Health Belief Model meliputi persepsi kerentanan, isyarat untuk bertindak dan efikasi diri dapat digunakan sebagai prediktor perilaku pencegahan tersier hipertensi.