Abstrak
Karakteristik pemakaian bahasa jawa dalam naskah drama “leng dan tuk” karya bambang widoyo sp
Oleh :
Budi Hartanto - C0103010 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
Penelitian ini difokuskan pada tiga pokok permasalahan yaitu: (1) bagaimanakah pemanfaatan aspek bunyi dalam naskah drama Leng dan Tuk karya Bambang Widoyo S.P., (2) bagaimanakah karakteristik diksi atau pemakaian kosakata dalam naskah drama Leng dan Tuk karya Bambang Widoyo, S.P., dan (3) apa sajakah gaya bahasa yang digunakan dalam naskah drama Leng dan Tuk karya Bambang Widoyo, S.P.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pemanfaatan aspek bunyi dalam naskah drama Leng dan Tuk karya Bambang Widoyo S.P., (2) mendeskripsikan karakteristik diksi atau pemakaian kosakata dalam naskah drama Leng dan Tuk karya Bambang Widoyo, S.P., dan (3) mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan dalam naskah drama Leng dan Tuk karya Bambang Widoyo, S.P.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai data tulis berasal dari buku Gapit terbitan Yayasan Bentang Budaya kerjasama dengan Taman Budaya Jawa Tengah (1998), yang dibatasi pada dua naskah drama Leng dan Tuk Karya Bambang Widoyo, S.P. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tulis sebagai data utama. Wujud datanya berupa tuturan-tuturan atau kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat karakteristik pemakaian bahasa Jawa, seperti aspek bunyi yang khas, diksi, dan gaya bahasa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode padan. Adapun teknik yang digunakan dalam metode padan adalah teknik dasar pilah unsur penentu dengan daya pilah referensial digunakan untuk menganalisis aspek bunyi, diksi atau pilihan kata, dan gaya bahasa.
Dari hasil analisis data, ditemukan adanya (1) Pemanfaatan aspek-aspek bunyi purwakanthi (swara, sastra, dan basa/lumaksita). (2) Karakteristik diksi atau pemakaian kosakata tembung saroja, kata seru, sinonim, idiom atau ungkapan, dan tembung kasar ‘kata makian’. (3) Pemakaian gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan langsung tidaknya makna. Berdasarkan struktur kalimat gaya bahasa klimaks, antiklimaks, paralelisme, dan antitesis. Berdasarkan langsung tidaknya makna gaya bahasa litotes, hiperbola, koreksio, paradoks, simile, metafora, personifikasi, eponim, alusi, metonimia, dan hipalase.