Abstrak


Pengaruh Pupuk Organik dan Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sintrong (Crassocephalum crepidiodes)


Oleh :
Farhan Ardhitya - H0718060 - Fak. Pertanian

Sintrong (Crassocephalum crepidiodes) awalnya dikenal sebagai gulma dan tumbuh subur di lahan perkebunan serta lahan hortikultura. Potensinya sebagai tanaman sayuran telah mendukung upaya domestikasi sebagai langkah pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Faktor essensial bagi sintrong meliputi air dan pupuk organik, yang mempengaruhi fisiologi, fotosintesis, kualitas, dan kuantitas hasil.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kesesuaian antara macam pupuk organik dan frekuensi penyiraman untuk pertumbuhan dan hasil sintrong serta mendapatkan macam pupuk organik dan frekuensi penyiraman yang paling tepat digunakan untuk pertumbuhan dan hasil sintrong.

Lokasi penelitian di Rumah kaca A Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, tinggi tempat 95 mdpl, dengan posisi geografi 7º33’38.55’’ LS dan 110º51’23.68 BT. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2022 – Desember 2022.

Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 2 faktor dan 3 replikasi. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik (tanpa pupuk organik, kotoran kambing, pupuk kotoran sapi, dan Pupuk organik berbahan aktif N 4 %, P 4 %, dan K 4 %). Faktor kedua adalah frekuensi penyiraman (1, 2, dan 3 kali penyiraman). Analisis data penelitian dianalisis keragamannya menggunakan metode analisis ragam (Anova) berdasarkan uji F pada taraf <!--[if gte msEquation 12]>α<![endif]--><!--[if !msEquation]--> <!--[endif]-->=5%. Respon antar perlakuan dibandingkan menggunakan uji pembandingan berganda Duncan   pada taraf <!--[if gte msEquation 12]>α<![endif]--><!--[if !msEquation]--> <!--[endif]--> =5%. Variabel yang diamati antara lain, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar, rasio tajuk akar, bobot segar tajuk, dan kadar vitamin C.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk organik 34 g dan frekuensi penyiraman 1, 2, atau 3 kali dalam 3 hari tidak signifikan memengaruhi pertumbuhan tanaman sintrong. Namun, pupuk Pupuk kotoran sapi dan Pupuk organik berbahan aktif N 4 %, P 4 %, dan K 4 % memiliki pengaruh positif terhadap kadar vitamin C (30,5?n 35,3%). Frekuensi penyiraman 1 kali dalam 3 hari efektif dalam penghematan tenaga, air, dan waktu, sambil tetap memberikan hasil yang setara dengan frekuensi penyiraman lebih tinggi.