Krisis Finansial Asia 1997 memberi dampak yang signifikan bagi beberapa negara di Asia, salah satunya Filipina. Di tahun 1997 Filipina dinyatakan mengalami krisis mata uang, indikator ekonomi mengalami ketidakstabilan yang berdampak buruk pada sektor lainnya. Oleh karena itu, pendeteksian krisis mata uang secara dini diperlukan untuk kestabilan sektor ekonomi di Filipina. Penelitian ini memiliki tujuan membangun model deteksi dini krisis mata uang di Filipina menggunakan model multilayer perceptron backpropagation dengan membandingkan optimasi SGD, ADAM, NADAM, dan AdaBound. Pembangunan model menggunakan 11 indikator makroekonomi dari bulan Januari 1990-Desember 2022 sebagai variabel independen dan nilai perfect signal sebagai variabel dependen. Nilai perfect signal menggunakan pendekatan krisis yang bisa dicari lewat Exchange Market Pressure (EMP), Financial Pressure Index (FPI), dan Currency Crisis Index (CCI). Pada penelitian ini menggunakan EMP. Hasil penelitian menunjukkan model multilayer perceptron backpropagation dengan optimasi AdaBound adalah model terbaik dengan kombinasi hyperparameter yang didapat dari tuning ialah model dengan arsitektur jaringan 11-8-1, learning rate 0,7, final learning rate 1, batch size 128, dan epoch 100. Model menghasilkan akurasi dan F1-score 99,82% pada data validasi dengan akurasi sebesar 97,33?n F1-score 98,48% pada data uji. Hasil deteksi menunjukkan Filipina pada bulan Januari 2023 hingga Desember 2024 tidak terjadi krisis mata uang.