Abstrak


EKSISTENSI KAMPUNG AFRIKAN DI PURWOREJO TAHUN 1900-1945


Oleh :
Farlina Budiarti - K4419037 - Fak. KIP

Farlina     Budiarti.    K4419037.    EKSISTENSI    KAMPUNG    AFRIKAN    DI

PURWOREJO TAHUN 1900 – 1945. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Maret 2023.

Tujuan dari penelitian ini untuk: (1) menganalisis sejarah berdirinya Kampung Afrikan di Purworejo. (2) menganalisis eksistensi Kampung Afrikan di Purworejo tahun 1900-1945. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, dengan tahapan meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan penelitian yang digunakan pendekatan sosiologi dan pendekatan geografi. Sumber yang digunakan yaitu sumber primer berupa dokumen lukisan dan foto yang berasal dari KITLV, dan sumber sekunder berupa dokumen yang diambil dari foto, sketsa denah rumah, surat, dan buku-buku yang berkaitan dengan Kampung Afrikan di Purworejo. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data historis.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Sejarah berdirinya Kampung Afrikan di Purworejo karena pengaruh pemerintah Belanda di Hindia Belanda dan Perang Jawa (1825-1830) yang menguras tenaga sehingga menyebabkan kerugian material dan non-material bagi Belanda. Belanda harus segera menambahkan tenaga militernya, terlebih Jawa yang merupakan salah satu basis militer besar di Hindia Belanda. Belanda merekrut serdadu dari Afrika yang dianggap murah untuk menghemat pengeluaran Belanda, memiliki ketahanan terhadap iklim tropis, tahan lelah, periang dan pemberani, serta terbiasa hidup sederhana. Penempatan serdadu Afrika sebagian besar di Purworejo yang dianggap strategis untuk pertahanan militer Belanda dan menjadi pusat basis militer di Kedu. Tahun 1859, Belanda membangun Kampung Afrikan sebagai kampung khusus untuk serdadu Afrika di Purworejo. Lokasi kampung yang dekat dengan tangsi Kedung Kebo merupakan jaminan keamanan tentara Belanda serta untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas penunjang kehidupan militer. (2) Eksistensi Kampung Afrika di Purworejo dapat dilihat melalui tiga zaman yang berbeda yaitu masa kolonialisme Belanda (1900-1942), pendudukan Jepang (1942-1945), dan awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Masa kolonial Belanda, Kampung Afrikan difungsikan sebagai tempat tinggal serdadu Afrika di Purworejo dengan bangunan rumah yang permanen dan tingkat kemakmuran penduduk yang lebih tinggi daripada pribumi sekitar. Masa pendudukan Jepang, Kampung Afrikan mulai sepi karena hanya dihuni oleh perempuan, anak-anak, orang tua, dan orang cacat. Awal kemerdekaan Indonesia menjadi akhir eksistensi Kampung Afrikan karena harus dikosongkan dan dijadikan sebagai tempat pemukiman biasa oleh pribumi. Analisis peninggalan bekas serdadu Afrika yaitu Kampung Afrikan memperlihatkan bahwa kampung tersebut memiliki bangunan rumah Kolonial dengan tipe arsitektur Indische Empire.