Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator utama yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengukur kinerja pasar saham secara keseluruhan. Pergerakan IHSG berpengaruh besar terhadap kondisi pasar modal Indonesia karena fluktuasi IHSG digunakan sebagai acuan investor untuk mengetahui posisi harga saham yang sedang berlangsung dan memprediksi harga saham mendatang. Data IHSG diambil dari bulan Januari 2016 hingga Desember 2021. Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan metode fuzzy time series (FTS) Chen dan FTS heuristic dalam meramalkan IHSG. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada pembentukan Fuzzy Logical Relationship Group (FLRG) heuristic pada metode FTS heuristic. Penelitian ini menerapkan metode FTS Chen dan FTS heuristic dengan percobaan panjang interval 50, 100, dan 200. Langkah peramalan dilakukan dengan menentukan himpunan semesta, mempartisi himpunan semesta berdasarkan panjang interval yang telah ditentukan, mendefinisikan himpunan fuzzy, melakukan fuzzifikasi, menentukan Fuzzy Logical Relationship (FLR) dan FLRG, serta melakukan proses defuzzifikasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) metode FTS heuristic interval 200 lebih kecil dibandingkan metode FTS Chen interval 200 yaitu sebesar 2,70% untuk data training dan 2,15% untuk data testing. Metode FTS heuristic dinilai lebih rumit dalam perhitungannya karena dalam perhitungannya perlu melakukan pembagian antara data aktual yang mengalami peningkatan atau penurunan pada periode selanjutnya. Berdasarkan hasil peramalan kedua metode tersebut terdapat perbedaan yaitu metode FTS Chen hanya dapat meramalkan satu titik sedangkan metode FTS heuristic dapat meramalkan dalam rentang interval tertentu.