Abstrak


Pelatihan Pembuatan Wayang Kulit Tokoh Bratasena sebagai Upaya Pelestarian Nilai Karakter pada Remaja di Sanggar Wayang Dhemes Rejosari Polokarto Sukoharjo


Oleh :
Afifah Nur Aini - K3219003 - Fak. KIP

Tujuan penelitian (1) mendeskripsikan pelatihan pembuatan wayang kulit pada Sanggar Wayang Dhemes, Desa Rejosari, Kecamatan Polokarto yang meliputi tahapan, komponen pelatihan, dan faktor yang memengaruhi. (2) menganalisis wanda wayang tokoh Bratasena ditinjau dari bagian kepala dan bagian tubuh. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal terpancang di Sanggar Wayang Dhemes dan dilakukan selama bulan Mei-Juli 2023. Sumber data penelitian meliputi peristiwa pelaksanaan pelatihan, informan Ki Wiji Santoso sebagai instruktur dan peserta pelatihan yaitu Warih Jagtinugroho, Agung, Lian Khoiri, serta dokumen (foto kegiatan dan hasil karya peserta pelatihan). Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik observasi partisipasi pasif, wawancara semi terstruktur, dan analisis dokumen. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan review informant. Teknik analisis data model analisis mengalir. Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, Pelatihan ini melewati 8 tahap yang meliputi tahap persiapan alat dan bahan, tahap penentuan metode, tahap perancangan tujuan pelatihan, tahap pendaftaran, tahap penjelasan sebelum pelatihan, tahap pelaksanaan pelatihan, tahap pemberian umpan balik dari hasil pelatihan, dan tahap evaluasi pelatihan. Pelatihan ini memiliki enam komponen yaitu, tujuan, materi, media, metode, instruktur, dan evaluasi pelatihan. Pelatihan ini dipengaruhi oleh nilai dan kebiasaan keluarga Ki Wiji Santoso. Kedua, wanda Bratasena bagian raut muka yaitu posisi wajah luruh, mata thelengan, hidung bentulan, dan mulut keketan. Bagian raut muka memiliki arti sikap baik, sopan santun, dan ikhlas. Bratasena memakai hiasan kepala sumping pudhak sinumpet yang artinya memiliki pengetahuan yang luas, hiasan garuda mungkur yang artinya dapat menangkal bahaya dari belakang, dan hiasan pupuk jaroting asem artinya memiliki akal budi yang tinggi dan pemikiran maju. Bagian tubuh Bratasena memakai hiasan kelat bahu balibar manggis yang artinya dapat menepati janji, gelang tangan candrakirana yang artinya sinar bulan purnama, kalung tanggalan artinya bulan sabit, gelang kaki naga mangsa artinya dapat menepati janji, busana dodot konca poleng bintulu artinya Bratasena dapat menangkal hal buruk dari tindakan yang tidak baik.