Shopee membuka lapangan pekerjaan yaitu dengan program Shopee affiliate. Shopee affiliate merupakan pekerjaan yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Untuk ikut dalam program ini diharuskan untuk melakukan kontrak dengan Shopee dalam bentuk kontrak elektronik. Dalam penerapan kontrak elektronik tersebut terdapat cacat kehendak yang membuat asas konsensualisme tidak terimpelementasikan dengan baik. Selain itu terdapat penyalahgunaan keadaan dan klausul eksonerasi yang mencerminkan adanya itikad tidak baik dari Shopee di dalam kontrak elektronikShopee affiliate.
Penulisan hukum (skripsi) ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian asas konsensualisme atau kesepakatan di dalam kontrak elektronik Shopee affiliate dengan syarat sah perjanjian pada Pasal 1320 KUH Perdata dan untuk mengetahui dampak perbedaan kedudukan para pihak terhadap itikad baik dalam berkontrak.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris dengan menggunakan fakta empiris dari perilaku manusia, baik perilaku melalui pengamatan langsung atau verbal yang didapat dari wawancara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melalukan wawancara kepada beberapa member affiliate dan studi dokumen dari data tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses kesepakatan dalam kontrak elektronik Shopee Affiliate tidak terpenuhi syarat subjektif dalam syarat sah perjanjian sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Dalam hal ini, terdapat penyalahgunaan keadaan yang mengakibatkan perjanjian tersebut adanya cacat kehendak, sehingga perjanjian ini dapat dibatalkan. Selain itu, Shopee mempunyai kedudukan yang lebih tinggi sehingga dalam pelaksanaannya Shopee melakukan penyalahgunaan keadaan dan menambah klausula eksonerasi yang merugikan pihak member Shopee Affiliate. Dengan demikian, dalam pelaksanaan kontrak elektronik tersebut perbedaan kedudukan sangat mempengaruhi Shopee dalam beritikad baik.
