Kehadiran pesantren modern dipandang mampu menafikan praktik-praktik bias gender di pesantren karena dapat beradaptasi dan mengadopsi perkembangan zaman. Karenanya, peneliti memilih Pondok Pesantren Husnul Khotimah untuk menjadi lokasi penelitian karena merupakan salah satu pesantren modern yang tersohor serta memiliki keunggulan dalam berbagai capaian prestasi peserta didik. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk memahami mengenai habitus gender serta bagaimana habitus dapat membentuk pola-pola legitimasi peran perempuan di pesantren modern. Melalui penelitian ini dapat diketahui pula skema gender santri putri yang dibentuk berdasarkan pengalaman santri dan penguatan pengetahuan gender. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan ialah teori habitus Pierre Bourdieu untuk menganalisis proses habituasi gender dan legitimasi peran perempuan di Pondok Pesantren Husnul Khotimah. Teori skema gender Sandra Lipsitz Bem digunakan untuk menganalisis implikasi skema gender yang dimiliki oleh santri putri. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang diharapkan mampu mencari data secara rinci dan mendetail hingga dapat menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan habituasi gender di Pondok Pesantren Husnul Khotimah dapat terjadi berdasarkan akumulasi sumber daya melalui kekuasaan simbolik. Pondok Pesantren Husnul Khotimah memandang peran perempuan harus disandarkan sesuai fitrah dalam syariat agama Islam. Peran perempuan sebagai ibu bagi anak-anaknya dan keterlibatan perempuan dalam berdakwah melalui politik merupakan peranan perempuan yang dilegitimasikan di Pondok Pesantren Husnul Khotimah secara kultural melalui kekuasaan simbolik. Habituasi gender dan legitimasi kultural peran perempuan membentuk skema gender peran perempuan santri putri terbentuk yang dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu; (1) Implikasi peranan perempuan di ranah domestik, (2) Implikasi peranan perempuan di ranah publik, dan (3) Implikasi pada pemilihan studi lanjut serta proyeksi karir santri putri di masa depan.