Berdasarkan survey PISA pada 2016 dan CSSU pada 2017 tentang Indeks aca Masyarakat Indonesia menempati posisi ke 60 dari total 61 negara yang disurvey yang menandakan indonesia termasuk dalam negaar dengan minat baca paling rendah. Sedangkan ada survey Indeks Alibaca yang diselengarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019 , provinsi Jawa tengah menempati posisi ke 25 dari total 34 provinsi. Di Kota Surakarta sendiri hanya terdapat 38 fasilitas perpustakaan publik dengan hanya 5 diantaranya yang memiliki skala perpustakaan daerah dimana jumlah warga Kota Surakarta sendiri mencapai 517.887 jiwa tidak termasuk penduduk yang tidak terdaftar sebagai warga domisili kota Surakarta seperti mahasiswa dan pekerja dari luar kota yang berarti rasio tanggung jawab dari setiap perpustakaan publik mencapai lebih dari 18.000 orang untuk setiap perpustakaan. Berbanding terbalik dengan keadaan kurangnya fasilitas literasi survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2016 oleh Pemerintah Kota Surakarta memberikan pada angka 78.83 yang mengindikasikan bahwa masyarkat sangat puas akan sarana dan fasilitas publik yang ada di Kota Surakarta termasuk fasilitas literasi yang kurang secara signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kota Surakarta memiliki minat baca rendah serta kesadaran yang rendah pula atas pentingnya budaya literasi maka diperlukan fasilitas literasi berupa Perpustakaan Umum dalam skala kota yang memiliki desain mampu untuk menyampaikan pesan pada masyarakat tentang pentingnya membaca salah satunya dengan pendekatan fleksibilitas ruang sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat baca masyarakat