Abstrak


Pemanfaatan dan Pengembangan Stasiun Solo Kota sebagai Museum Kota Lama Surakarta


Oleh :
Tasya Kusumahayati - I0220099 - Fak. Teknik

Cagar budaya sebagai salah satu jejak arsitektur berdiri menjadi saksi bisu dari sejarah masa lampau suatu daerah yang menyimpan berbagai nilai kebudayaan dan kesejarahan. Banyaknya objek cagar budaya dapat membangun citra positif Indonesia di mata dunia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya. Namun, kekayaan tersebut juga dinilai dapat menyebabkan kurang optimalnya upaya pelestarian pada cagar budaya. Dewasa ini, masih banyak objek yang setelah dikaji dan ditetapkan sebagai cagar budaya, justru kurang diperhatikan potensinya sehingga tidak ada tindak lanjut atau pengembangan objek cagar budaya dalam koridor pelestarian, seperti yang tengah terjadi pada situs Stasiun Solo Kota. Stasiun ini mengalami penurunan volume penumpang dan sempat terbengkalai selama beberapa tahun. Padahal, mempertahankan dan melestarikan cagar budaya merupakan hal penting yang harus dilakukan guna memastikan warisan ini tetap abadi dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Konservasi adalah upaya pelestarian yang dapat dilakukan untuk menjaga dan menghormati keaslian bangunan bersejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan observasi dan analisis data. Harmony by contrast dalam konteks konservasi cagar budaya merujuk pada pendekatan yang menjaga keselarasan antara bangunan baru dengan bangunan yang sudah ada, dengan menciptakan kontras yang harmonis antara keduanya. Teori ini dijadikan sebagai landasan keputusan desain karena mampu mendiferensiasikan tampilan bangunan dengan mempertimbangkan aspek masa lalu, masa kini, dan masa depan, sehingga upaya pengembangannya tidak menimbulkan kesan menipu.