Abstrak


Solidaritas, Kepemimpinan, dan Ideologi :Analisis Sosiologi Politik tentang Dinamika dan Resolusi Konflik Internal pada DPC PDIP Surakarta Terkait Penentuan Kandidat Calon Walikota pada Pilwakot Surakarta 2020 dan Calon Presiden pada Pilpres 2024


Oleh :
Adisti Daniella Maheswari - D0320005 - Fak. ISIP

Pasca era Reformasi 1998, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjelma menjadi kekuatan politik dominan dalam politik lokal maupun nasional di Indonesia. Setelah mengusung dan berhasil memenangkan Jokowi, dinamika banyak terjadi antara DPC PDIP Surakarta dengan DPP PDIP yang dimulai dari pencalonan Gibran pada Pilwakot Surakarta 2020, munculnya nama Ganjar dan Puan dalam pengusulan nama capres pada Pilpres 2024, hingga angkah Gibran menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2024. 
Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan menggunakan teori solidaritas Emile Durkheim, teori konflik Ralf Dahrendorf, teori budaya politik Almond dan Verba, serta teori ideologi sebagai alat analisis, penelitian ini mencoba menjelaskan bentuk perbedaan politik yang terjadi antara DPC PDIP Surakarta dengan DPP PDIP terkait Pilwakot Surakarta 2020 dan Pilpres 2024 serta bagaimana budaya politik yang tercermin dalam mekanisme penyelesaian konflik di PDIP. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan pandangan maupun kepentingan di tubuh PDIP yang menimbulkan konflik antara DPC PDIP Surakarta dengan DPP PDIP. Budaya politik di PDIP yang tercermin dalam mekanisme resolusi konflik tersebut adalah dengan musyawarah dan keputusan ketua umum Megawati Soekarnoputri yang bersifat mutlak dan harus dipatuhi seluruh kader PDIP. Hal ini menunjukkan masih kuatnya peran figur pemimpin di PDIP.