;

Abstrak


Studi Kasus : Persiapan Program Perawatan Non Penyakit Paru di RS Paru Manguharjo Provinsi Jawa Timur


Oleh :
Ajeng Christana Putri Pratiwi - S022202003 - Sekolah Pascasarjana

Latar Belakang: Rumah sakit Paru Manguharjo merupakan sebuah rumah sakit tipe C di  Madiun. Seiring dengan tren kesehatan global, kebutuhan akan kesehatan semakin meningkat dan beragam. Sehingga Manajemen Rumah Sakit Paru Manguharjo berinovasi untuk meningkatkan pelayanan yang lebih beragam dengan merubah bentuk menjadi rumah sakit umm dengan pendekatan Man, Money, Method, Material, Market. Man.

Responden dan Metode: Penelitian merupakan kualitatif dengna penekatan studi kasus untuk mengkaji persiapan pembukaan program perawatan non penyakit paru di Rumah Sakit Paru Maguharjo Provinsi Jawa Timur. Partisipan penelitian terdiri dari 4 golongan yaitu narasumber kunci dari staf RS (4 orang), 3 orang dari pasien, 3 orang dari pejabat dinkes jatim, dan 3 orang dari tokoh masyarakat sekitar. Peneliti juga mengkaji dari dokumen rencana strategis pembangunan RS dan dokumen pendukung lainnya.

Hasil: Daris studi dokumen dan wawancara yang telah dilakukan Analisa mendapatkan 5 tema utama yaiut: 1) Peluang beralihnya RS paru menjadi RS Umum. Peluang muncul karena tersedia SDM yang memadai, letak RS yang strategis dan dukungan dari masyarakat sebagai pengguna pelayanan yang memerlukan pelayanan non penyakit paru, 2) Faktor pendukung beralihnya RS Paru Manguharjo ke RS Umum, meliputi tercukupinya dalam pelayanan SDM non penyakit paru, pelayanan tersebut sangat menunjang kebutuhan Kesehatan masarakat dan dapat menunjang pendapatan RS 3) Persepsi masyarakat terhadap RS Paru Manguharjo, dilihat masih menganggap RS Paru manguharjo sebagai pelayanan khusus paru dan membuat masyarakat awam takut menggunakan pelayanan disana. 4) Kendala RS Paru Manguharjo beralih menuju Rumah Sakit Umum yaitu tidak direstuinya untuk berubah menjadi RSU oleh induk organisasi yaitu dinkes Jatim, 5) Upaya yang dilakukan untuk merubah RS paru Manguharjo menuju RS Umum dilakukan dengan membuka pelayanan non penyakit paru dan persiapan SDM dan sarana penunjang.

Kesimpulan: Rumah sakit paru memiliki peluang untuk berubah menjadi rumah sakit umum jika ditinjau dari berbagai sisi. Banyak faktor pendukung baik dari segi SDM, meliputi sudah terdapat dokter yang melayanani non penyakit paru. Persepsi masyarakat mengenai pelayanan paru di RS ini perlu di perhatikan Kendala utama yaitu ijin dari dinkes Jatim sebagai induk institusi.