Kampung kota merupakan suatu fenomena permukiman yang umum
terjadi pada kota besar seperti DKI Jakarta. Fenomena ini membawa nilai-nilai
serta karakteristik perdesaan ditengah perkotaan sebagai wujud atas
urbanisasi masyarakat desa. Hal ini tentu berdampak positif bagi
permaslaahan kurangnya permukiman akibat urbanisasi pada kawasan
perkotaan. Akan tetapi, meningkatnya perpindahan masyarakat desa ke
perkotaan menyebabkan kawasan kampung kota kerap mengalami
permasalahan kepadatan penduduk, ketidak-teraturan, serta kondisi kumuh.
Kampung Pulo merupakan salah satu kawasan kampung kota yang terletak
pada bantaran sungai di DKI Jakarta. Kampung ini mengalami beberapa
permasalahan seperti buruknya kualitas lingkungan hidup serta kepadatan
penduduk. Masalah ini diperparah oleh rawannya Kampung Pulo dengan
bencana banjir. Hal ini tentu memperburuk dampak yang dihasilkan dari
permasalahn kampung kota pada umumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu solusi yang mampu untuk mengurangi risiko serta dampak yang
dihasilkan atas permasalahan yang ada pada Kampung Pulo.
Arsitektur Adaptif pada Kampung Vertikal hadir sebagai gagasan dalam
upaya menghadapi permasalahan pada Kampung Pulo. Kampung vertikal
dijadikan sebagai objek rancang untuk mengatasi permasalahan buruknya
lingkungan hidup serta kepadatan penduduk yang ada pada Kampung Pulo.
Arsitektur adaptif memungkinkan objek bangunan untuk tetap beradaptasi
dengan kondisi lingkungan serta masyarakat sehingga diharapkan mampu
untuk mereduksi risiko dan dampak yang dihasilkan dari banjir dengan tetap
mempertahankan nilai sosial yang ada pada masyarakat.