Abstrak


Parodi Politik “Democrazy” Di Metro Tv: Sebuah Tinjauan Pragmatik


Oleh :
Efitri widyatuti - C0205024 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan pragmatik yang berhubungan dengan pelanggaran prinsip sopan santun dan pemanfaatan aspek-aspek kebahasaan dalam parodi politik. Maksud-maksud tuturan dapat diketahui melalui aspek-aspek situasi tutur dalam studi pragmatik. Dengan demikian, penelitian ini berusaha mencari aspek-aspek yang dimanfaatkan wacana humor untuk memunculkan kelucuan dengan mempertimbangkan komponen situasi tuturnya. Permasalahan ini diungkap untuk mempermudah memahami wacana humor dalam bahasa Indonesia yang kian bermunculan. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip sopan santun yang dimanfaatkan untuk menciptakan humor dalam dialog parodi politik Democrazy di Metro TV? (2) Bagaimanakah aspek-aspek kebahasaan yang dimanfaatkan untuk menciptakan humor dalam dialog parodi politik Democrazy di Metro TV? Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip sopan santun yang dimanfaatkan untuk menciptakan humor dalam dialog parodi politik Democrazy di Metro TV (2) Mendeskripsikan aspek-aspek kebahasaan yang dimanfaatkan untuk menciptakan humor dalam dialog parodi politik Democrazy di Metro TV. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berupa sebagian tuturan-tuturan yang dimanfaatkan untuk menciptakan kelucuan dalam parodi politik Democrazy di Metro TV yang ditayangkan pada bulan Februari sampai dengan Maret tahun 2009. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Metode pengumpulan data berupa teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis padan pragmatik dan teknik analisis kontekstual. Untuk membuktikan kelucuan dalam PPD digunakan metode distribusional. Teknik penyajian analisisnya menggunakan metode penyajian formal dan informal. Simpulan penelitian ini yaitu: pertama, bentuk pelanggaran prinsip sopan santun dalam parodi politik Democrazy mencakup pelanggaran maksim kearifan, pelanggaran maksim kedermawanan, pelanggaran maksim pujian, pelanggaran maksim kerendahan hati, pelanggaran maksim kesepakatan, pelanggaran maksim simpati, dan pelanggaran maksim pertimbangan. Kedua, aspek-aspek kebahasaan yang dimanfaatkan untuk menciptakan humor meliputi beberapa hal, yaitu: (a) aspek fonologis yang terdiri atas substitusi bunyi, permutasi bunyi, penyisipan bunyi, penambahan bunyi, dan pelesapan bunyi, (b) ketaksaan leksikal yang terdiri atas pemaduan makna pergeseran pemakaian, pemaduan makna figuratif dan literal, homofoni kata biasa, dan homofoni abreviasi, (c) ketaksaan gramatikal yang terdiri atas frasa amfibologi, idiom, dan peribahasa, (d) metonimi, (e) hiponimi, (f) sinonimi, (g) antonimi, (h) eufemisme, (i) nama, (j) kata ulang, (k) pertalian kata dalam frasa yang terdiri atas frasa endosentrik atributif, (l) elemen intraklausa yang terdiri dari elemen pembatas komparatif, (m) pertalian antarklausa yang terdiri atas pertalian perlawanan, pertalian syarat, dan pertalian pengandaian, (n) pertalian antarproposisi yang terdiri atas analogi dan implikatur. Adapun implikatur yang terdapat dalam PPD meliputi implikatur menolak, implikatur menyarankan, implikatur memberitahu, implikatur memerintah, implikatur bertanya, implikatur mengeluh, implikatur meragukan, implikatur mengejek, implikatur menyindir, dan implikatur menyombongkan diri.