Kemampuan motorik halus merupakan salah satu kemampuan yang penting bagi perkembangan anak. Pada anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memerlukan pelayanan khusus untuk menunjang perkembangannya, tingkat kemampuan motorik halus yang dimiliki juga menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Melalui pendidikan inklusi menunjukkan adanya perhatian terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus. Namun, belum semua pendidikan inklusi dapat memberikan pelayanan secara maksimal. Di SDN Petoran sebagai salah satu sekolah dasar yang dicanangkan sebagai sekolah inklusi, belum pernah dilakukan pengukuran kemampuan motorik halus pada anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan motorik halus yang dimiliki anak berkebutuhan khusus di SDN Petoran Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif, dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Partisipan penelitian merupakan seluruh anak berkebutuhan khusus di SDN Petoran yang berjumlah 12 anak. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan guideline wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah model deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan motorik halus yang dimiliki anak berkebutuhan khusus di SDN Petoran termasuk dalam kategori mulai berkembang (MB). Faktor yang memengaruhi diantaranya hambatan yang dialami, kondisi lingkungan, kepribadian anak, dan dukungan dari orang terdekat. Hasil ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam memberikan intervensi yang sesuai untuk perkembangan kemampuan motorik halus anak.
