;
Cedera saraf tepi merupakan jenis trauma yang relatif sering terjadi.
Prevalensi cedera saraf tepi terus meningkat pula di kota-kota besar di Indonesia.
Studi retrospektif yang dilakukan oleh Suroto et al (2022), didapatkan 491 pasien
dengan cedera pleksus brakialis di RSUD Dr. Soetomo pada bulan Januari 2003
hingga Oktober 2019. Pasien yang telah ditangani tersebut berasal dari seluruh
Indonesia (Suroto, 2019).
Terapi transplantasi saraf autologous sebagai standar emas, memiliki
kelemahan seperti panjang cangkok yang terbatas, denervasi situs donor dan perlu
dilakukannya beberapa operasi lanjutan. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak
untuk menemukan pengobatan baru untuk mengobati cedera saraf tepi (Chen, et al.,
2022).