Abstrak


PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR IPAS TENTANG KEBUTUHAN MANUSIA PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI ROWOREJO TAHUN AJARAN 2023/202


Oleh :
Kuni Mutmainatul Muna - K7120150 - Fak. KIP

ABSTRAK 
Kuni Mutmainatul Muna. K7120150. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR IPAS TENTANG KEBUTUHAN MANUSIA PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI ROWOREJO TAHUN AJARAN 2023/2024. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan model Kooperatif tipe Talking Chips untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPAS; (2) meningkatkan keterampilan komunikasi melalui model Kooperatif tipe Talking Chip pada pembelajaran IPAS; (3) meningkatkan hasil belajar IPAS melalui model kooperatif tipe talking chips; (4) mendeskripsikan kendala dan solusi yang ditemukan pada penerapan model kooperatif tipe talking chip.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilaksanakan selama 3 siklus degan 5 pertemuan. Pada setiap pertemuan dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVB di SD Negeri Roworejo tahun ajaran 2023/2024 yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik non tes berupa observasi dan wawancara serta teknik tes berupa tes tertulis. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Chips yang diterapkan oleh peneliti untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPAS yaitu: (a) membentuk siswa menjadi kelompok kecil, (b) membagikan benda kecil berupa kancing, (c) proses belajar dan diskusi kelompok, (d) presentasi kelompok, (e) evaluasi. Penerapan model Kooperatif tipe Talking Chips mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Rata-rata hasil observasi terhadap guru pada siklus I= 77,5%, siklus II= 84,86%, dan siklus III=92,63%. Sedangkan rata-rata hasil observasi terhadap siswa pada siklus I= 73,48% ,siklus II=83,19%, dan siklus III= 89,75%. (2) Penerapan Kooperatif tipe Talking Chips dapat meningkatkan keterampilan komunikasi pada mata pelajaran IPAS dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil observasi keterampilan komunikasi pada setiap siklusnya pada siklus I=74,35%, siklus I =84,16%, siklus III=91,66%. (3) Penerapan model Kooperatif tipe Talking Chips dapat meningkatkan hasil belajar IPAS tentang kebutuhan manusia dibuktikan dengan meningkatnya persentase ketuntasan nilai evaluasi setelah pembelajaran pada siklus I = 65% naik 10% menjadi 75%, pada siklus II = 80% naik 5% menjadi 85%, pada siklus ke III=95%. (4) Kendala penerapan metode pembelajaran Kooperatif tipe Talking Chips dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPAS yaitu : (a) guru kurang detail menjelaskan cara penggunaan kancing (b) siswa tidak menggunakan kancing sesuai peraturan, (c) siswa tidak berani untuk menyampaikan pendapat di depan umum. Sedangkan solusi yang diterapkan oleh guru yaitu (a) guru lebih detail menjelaskan cara penggunaan kancing dan memberikan gambaran penggunaan kepada siswa (b) guru mengingatkan secara berkala fungsi kancing ketika proses diskusi, (c) guru memberikan motivasi dan arahan kepada siswa bahwa kancing yang dimiliki harus habis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model Kooperatif tipe Talking Chips dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar IPAS tentang kebutuhan manusia pada siswa  kelas IVB SD Negeri Roworejo Tahun ajaran 2023/2024.