;

Abstrak


Strategi Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada Masa Krisis


Oleh :
Hikmawan Ali Nova - S231908014 - Fak. ISIP

STRATEGI KOMUNIKASI KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA PADA MASA KRISIS

(Analisis Framing Strategi Respons, Frame Dominan, dan Manajemen Pengelolaan Siaran Pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia)

Krisis pandemi Covid-19 yang hadir pada bulan Maret tahun 2020 mengakibatkan hancurnya industri pariwisata dan secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat di Indonesia. Krisis inilah yang memerlukan respon dari pemegang kebijakan di Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI). Berbagai langkah dan kebijakan telah diambil oleh Kemenparekraf RI dalam merespons krisis pandemi Covid-19 yang informasinya telah disebarluaskan melalui berbagai channel milik Kemenparekraf RI, antara lain melalui siaran persnya pada laman https://pedulicovid19.kemenparekraf.go.id.

Teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah strategi respon pada Situational Crisis Communication Theory (SCCT) dari Coombs (2015) untuk mengetahui jenis strategi respon apa yang digunakan pada siaran pers, perangkat analisis framing dari Pan & Kosicki (1993) yang digunakan untuk mengetahui proses framing yang dilakukan pada siaran pers yang mencakup struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retorisnya; dan analisis frame dominan apa yang digunakan berdasarkan dari framework Semetko & Valkenburg (2000) untuk mengetahui fokus pemberitaan yang dilakukan. Selain itu diteliti juga bagaimana manajemen pengelolaan siaran pers pada lembaga Kemenparekraf RI, khususnya di saat krisis terjadi.

Hasil identifikasi kategori pada siaran pers Kemenparekraf RI menunjukkan tiga kategori yang paling banyak disiarkan, yaitu kategori kerjasama & fasilitasi (46,77%), respon & informasi (24,19%), dan kebijakan (14,52%). Untuk frame dominan pada siaran pers tercatat terdapat tiga besar frame yang diangkat, yaitu frame tanggung jawab (79,55%), frame kepentingan manusia (13.64%), dan frame ekonomi (6.82%). Sedangkan strategi respon yang paling banyak digunakan adalah strategi kompensasi (40,91%), pengingat (27,27%), dan mengambil hati (15,91%).