Abstrak


Prosesi, Makna Simbolik, dan Fungsi Upacara Larungan di Kebumen serta Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kearifan Lokal di SMP


Oleh :
Ike Nur Baeti - K1220037 - Fak. KIP

Ike Nur Baeti. K1220037. Pembimbing I: Prof. Dr. Sumarwati, M. Pd. Pembimbing II: Dr. Atikah Anindyarini, M. Hum. PROSESI, MAKNA SIMBOLIK, DAN FUNGSI UPACARA LARUNGAN DI KEBUMEN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI SMP. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2024.

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) prosesi upacara tradisi Larungan, (2) makna simbolik prosesi dan sesaji dalam upacara tradisi Larungan, (3) fungsi pelaksanaan upacara tradisi Larungan, serta (4) pemanfaatan hasil kajian upacara tradisi Larungan di Kabupaten Kebumen dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kearifan lokal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi (etnograpic studies). Sumber data penelitian ini meliputi proses (tahapan) upacara tradisi Larungan, sesaji yang digunakan dalam prosesi upacara tradisi Larungan, makna simbolik prosesi dan sesaji, fungsi pelaksanaan upacara tradisi Larungan, pemanfaatan materi hasil kajian dalam pembelajaran bahasa Indonesia, informan (warga setempat, dinas terkait, guru bahasa Indonesia), dan dokumen (Kurikulum Merdeka mata pelajaran bahasa Indonesia). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Pertama, prosesi upacara Larungan di Kebumen yang dilaksanakan setiap 1 Suro terdapat tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup. Tahap persiapan meliputi musyawarah, membentuk panitia, membahas sumber pendanaan, mebahas tamu undangan, dan persiapan sesaji. Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan pengajian dan doa bersama, arak-arakan, melarung sesaji, dan kepungan. Tahap penutup meliputi kegiatan kirab budaya atau pertunjukan. Kedua, terdapat tiga makna simbolik yaitu ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan, dan sarana merekatkan hubungan sosial. Pada makna simbolik sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan terdapat nilai pendidikan yang dapat diambil secara langsung dan makna yang secara tidak langsung memuat ajaran tertentu. Nilai pendidikan tersebut yaitu nilai religius, nilai gotong royong, dan nilai disiplin. Makna yang secara tidak langsung memuat ajaran tertentu yaitu menghilangkan sifat buruk dan membuang sesuatu yang kurang penting dalam hidup, tetap berusaha dan tidak menyerah, serta saling berbagi dan lebih menghargai rezeki yang Tuhan berikan. Makna simbolik yang paling dominan yaitu sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketiga, terdapat tiga fungsi upacara Larungan yaitu fungsi spiritual, fungsi sosial, dan fungsi pariwisata. Fungsi upacara Larungan yang paling dominan yaitu fungsi spiritual. Keempat, hasil kajian mengenai upacara Larungan di Kebumen dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis kearifan lokal di SMP.