Abstrak


Permasalahan Pembelajaran Berdiferensiasi pada Kelas Sejarah dalam Kurikulum Merdeka Studi Kasus: SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta


Oleh :
Winda Nur Cahyaningrum - K4419081 - Fak. KIP

Winda Nur Cahyaningrum K4419081. Pembimbing I: Prof. Dr.Akhmad Arif Musadad, M. Pd. Pembimbing II: Nur Fatah Abidin, S. Pd., M. Pd. PERMASALAHAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA KELAS SEJARAH DALAM KURIKULUM MERDEKA STUDI KASUS: SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA DAN SMA BATIK 1 SURAKARTA. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Januari 2024. 
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis permasalahan perencanaan pembelajaran sejarah pada Kurikulum Merdeka di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Suraarta (2) menganalisis permasalahan pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta (3) menganalisis permasalahan evaluasi pembelajaran sejarah pada Kurikulum Merdeka di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. 
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumen. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara terstruktur, bersumber dari wawancara dengan informan yaitu guru sejarah di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta. Observasi dilakukan dengan mengamati perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta yang dimasukkan dalam lembar observasi. Teknik dokumen untuk mencari data berupa rekaman, gambar atau video yang diperoleh peneliti selama kegiatan penelitian di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta. Teknik uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber. 
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Penyusunan modul ajar pada di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Baatik 1 Surakarta masih belum sesuai dengan unsur yang ada sesuai dengan aturan dalam Kurikulum Merdeka, guru di SMA tersebut membutuhkan waktu lebih untuk mempersiapkan pembelajaran dan harus membuat lebih dari satu modul ajar. Selain itu, guru tidak menggunakan alat ajar yang sesuai dengan prinsip pembelajaran berdiferensiasi. (2) Pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta masih menemui beberapa permasalahan, seperti banyaknya siswa yang berisik namun tidak menerima peringatan dari guru, peringatan tersebut hanya sesekali tetapi hanya lisan agar siswa tetap mengulangi perbuatannya dan tidak merasa jera. (3) Proses evaluasi yang dilakukan di  SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta masih mengalami kendala karena guru yang melakukan evaluasi hanya dengan tes lisan dengan menggunakan tanya jawab. Selain itu, guru sejarah di SMA Al Islam 1 Surakarta dan SMA Batik 1 Surakarta belum melaksanakan kegiatan refleksi di setiap akhir pertemuan pembelajaran.