Abstrak


Evaluasi Penggunaan Plastik Sekali Pakai pada Siswa SMK untuk Mendukung Pendidikan Kejuruan Berbasis Green Skills (Studi Kasus di SMKN 1 Purworejo)


Oleh :
Fitriningsih - K2520035 - Fak. KIP

Fitriningsih. K2520035. Pembimbing I: Prof. Dr. Indah Widiastuti, ST., M.Eng. Pembimbing II: Taufik Wisnu Saputra S.Pd., M.Pd. EVALUASI PENGGUNAAN PLASTIK SEKALI PAKAI UNTUK MENDUKUNG PENDIDIKAN KEJURUAN BERBASIS GREEN SKILLS (STUDI KASUS DI SMKN 1 PURWOREJO). Skripsi, Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2024.

Persepsi individu terhadap penggunaan plastik sekali pakai merupakan alasan utama tingginya konsumsi dan produksi plastik yang menjadi sumber polusi terhadap lingkungan. Sebagai calon lulusan siap kerja, pemahaman terhadap persepsi penggunaan plastik sekali pakai pada siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) penting untuk dilakukan dalam meningkatkan green skills lulusan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis tingkat konsumsi plastik sekali pakai pada siswa SMK, (2) menganalisis tingkat kesadaran siswa SMK mengenai dampak plastik sekali pakai terhadap lingkungan dan kesediaan untuk mengurangi konsumsinya, dan (3) menganalisis rekomendasi kegiatan pembelajaran penguatan green skills pada pendidikan kejuruan terkait penggunaan plastik sekali pakai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi kantong plastik dan cup/botol minuman di kalangan responden relatif rendah. Sebagian besar responden cenderung menggunakan kembali kantong plastik serta cup/botol minuman sebelum dibuang dan banyak yang memilih kantong serta botol yang dapat digunakan kembali. Tingkat kesadaran akan dampak negatif plastik sekali pakai terhadap lingkungan cukup tinggi dengan media sosial sebagai sumber informasi utama. Faktor demografis seperti konsentrasi jurusan menunjukkan perbedaan signifikan, terutama antara Teknik Mesin yang bekerja sama dengan Yayasan Toyota Astra (YTA) dan Teknik Mesin reguler. Faktor gender menunjukkan kesadaran lebih tinggi pada laki-laki, meskipun tidak ada perbedaan signifikan dalam kesadaran dampak lingkungan. Faktor pendidikan orang tua tidak mempengaruhi kesadaran lingkungan. Kesediaan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sangat kuat di kalangan siswa, dengan kesadaran pribadi dan program insentif seperti pengembalian botol plastik ke supermarket sebagai faktor pendorong. Perbedaan demografis antara konsentrasi jurusan juga mempengaruhi kesediaan ini, sedangkan faktor gender dan pendidikan orang tua tidak menunjukkan perbedaan. Terdapat hubungan signifikan antara kesadaran dampak lingkungan dan kesediaan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Hal ini menjawab hipotesis yaitu diterimanya bahwa terdapat pengaruh antara kesadaran dampak lingkungan penggunaan plastik sekali pakai dan kesediaan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada siswa SMK. Siswa SMK memiliki kesadaran yang cukup tinggi dan memiliki kesediaan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Artinya, apabila kesadaran yang dimiliki kuat maka kesediaan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai juga semakin tinggi.

Sekolah perlu mengadakan kegiatan pembelajaran penguatan green skills terkait penggunaan plastik sekali pakai, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan dan pentingnya edukasi dalam mengurangi konsumsi plastik. Pembelajaran ini dapat dilakukan melalui sosialisasi, himbauan membawa botol/cup/tempat makan dari rumah, edukasi konsumsi, manajemen, peraturan, serta program sekolah seperti Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan adiwiyata.