Abstrak


Konseptualisasi Demokrasi dalam Metafora Bahasa Indonesia di Antara News, Tempo, dan Kompas: Kajian Semantik


Oleh :
Ailsa Zevaulima Dilivia - B0220001 - Fak. Ilmu Budaya

Alasan penelitian ini adalah rendahnya penilaian demokrasi di Indonesia hingga dicap sebagai demokrasi cacat dipengaruhi oleh adanya berbagai kreativitas penggunaan bahasa, yakni metafora, oleh masyarakat, salah satunya dapat dilihat di media massa berita. Permasalahan tersebut menunjukkan cara pandang masyarakat dalam mengkonseptualisasikan demokrasi di Indonesia.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian adalah (i) bagaimana konseptualisasi demokrasi berdasarkan pengklasifikasian jenis metafora konseptual dalam bahasa Indonesia di Antara News, Tempo, dan Kompas, dan (ii) bagaimana skema citra pada metafora tentang demokrasi dalam bahasa Indonesia di Antara News, Tempo, dan Kompas?

Tujuan penelitian ini mencakup dua hal: (i) mendeskripsikan konseptualisasi demokrasi berdasarkan pengklasifikasian jenis metafora konseptual dalam bahasa Indonesia di Antara News, Tempo, dan Kompas, dan (ii) mendeskripsikan skema citra pada metafora tentang demokrasi dalam bahasa Indonesia di Antara News, Tempo, dan Kompas.

Penelitian ini berjenis kualitatif. Data berupa frasa atau klausa yang mengandung ungkapan metaforis tentang demokrasi. Data disediakan dengan metode simak dan teknik catat dari sumber Antara News, Tempo, dan Kompas. Data dianalisis dengan metode padan referensial dan teknik lanjutan hubung banding menyamakan hal pokok.

Hasil penelitian mencakup dua hal: (i) metafora struktural ditemukan konsep bangunan, benda mati, makhluk hidup, pertarungan, pertunjukan, jalur, cuaca dan iklim, alat transportasi, mitos, neraka, permainan, pesta, serta gelap dan terang; metafora orientasional ditemukan konsep wajah, kompas, perjalanan, transaksi, tiang, dan ruangan; metafora ontologis ditemukan konsep penuntut, korban, pelaku, kompetitor, dan penyandang disabilitas; banyaknya penggunaan metafora struktural dengan konsep makhluk hidup dalam mengonseptualisasikan demokrasi, dan (ii) banyaknya penggunaan skema citra force (kekuatan) dalam menggambarkan tegangnya kondisi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024 dan rendahnya penggunaan skema citra container (wadah) karena demokrasi yang pada dasarnya berlandaskan ideologi Pancasila masih gagal memenuhi fungsinya sebagai wadah aspirasi rakyat.