Abstrak


Evaluasi Efektivitas Terapi dan Potensi Interaksi Obat pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan


Oleh :
Anas Fitriana - M0616054 - Fak. MIPA

          Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan kesehatan dengan angka prevalensi yang tinggi baik di negara maju maupun berkembang. Berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun oleh Riskesda tahun 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1?ngan estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang sedangkan kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat, efektivitas terapi serta faktor-faktor yang berasosiasi efektivitas terapi pada pasien hipertensi di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan.

       Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan mengamati data sekunder berupa rekam medis pada pasien hipertensi bulan Januari 2021-Juni 2023 di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Potensi interaksi obat diklasifikasikan menjadi tiga tingkat keparahan yaitu mayor, moderate, dan minor. Sedangkan efektivitas terapi ditentukan menurut literature yang digunakan yaitu PERKI (2015). Hasil data dianalisis dengan uji univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi-Square.

         Besar sampel yang diperoleh dari hasil penelitian sebanyak 290 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat potensi interaksi pada pasien sebesar 20,69% (60 pasien) yang terbagi ke dalam delapan kombinasi obat. Kombinasi potensi interaksi obat tersebut adalah amlodipin dengan simvastatin (mayor), kaptopril dengan ibuprofen (mayor), HCT dengan amoksisilin (moderate), kaptopril dengan metformin (moderate), amlodipin dengan dengan metformin (moderate), HCT dengan ibuprofen (moderate), amlodipin dengan deksametason (minor), dan hidroklorotiazid dengan deksametason (minor). Evaluasi efektivitas terapi obat untuk pasien hipertensi menunjukkan bahwa terapi dengan amlodipin sebesar 97?ektif, kaptopril sebesar 95?ektif, dan hidroklorotiazid sebesar 100?ektif. Dengan rata-rata penurunan tekanan darah 49/31 mmHg (amlodipin), 53/34 mmHg (kaptopril), dan 52/37 mmHg (hidroklorotiazid) setelah minimal tiga bulan berturut-turut menerima terapi obat antihipertensi di puskesmas. Faktor usia, jenis kelamin, gaya hidup berupa status merokok dan minum alkohol, penyakit penyerta berupa diabetes dan gagal ginjal, serta potensi interaksi obat baik yang dapat menurunkan maupun menaikkan tekanan darah secara statistik tidak mempengaruhi efektivitas terapi obat untuk pasien hipertensi di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan.