Abstrak


Pertempuran di Sekitar Teluk Leyte Oktober 1944


Oleh :
Muhammad Miftah Nur `amin - K4419062 - Fak. KIP

Muhammad Miftah Nur ‘Amin. K4419062. Pembimbing I: Dr. Hieronymus Purwanta, M.A. Pembimbing II: Dr. Musa Pelu, S.Pd., M.Pd. PERTEMPURAN DI SEKITARAN TELUK LEYTE OKTOBER 1944. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2023.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang terjadinya Pertempuran Teluk Leyte pada tanggal 23-26 Oktober 1944; (2) Kronologi terjadinya Pertempuran Teluk Leyte pada tanggal 23-26 Oktober 1944, dan (3) Dampak Pertempuran Teluk Leyte bagi Jepang dan Sekutu.
Penelitian ini menggunakan metode Sejarah dengan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer berupa laporan lembaga resmi dan sumber sekunder yaitu buku yang berkaitan dengan Pertempuran di sekitar Teluk Leyte. Pengumpulan data menggunakan teknik studi dokumen dan teknik studi pustaka, dan dianalisis dengan teknik analisis data sejarah dengan menggunakan pendekatan militer.
Hasil menunjukkan bahwa (1) Perang Pasifik berlangsung dari penyerangan Jepang ke Pearl Harbor. Jepang melakukan invasi dan pendudukan di Asia Tenggara. Jepang terdesak setelah Pertempuran Midway dan terdorong dari Kepulauan Solomon, Kepulauan Oseania, dan kemudian Filipina. Leyte dipilih sebagai awal invasi Sekutu ke Filipina karena berada di tengah Kepulauan Filipina dan memungkinkan untuk invasi dari Jalur Timur. Jepang yang melihat Filipina sebagai Jalur logistik antara Jepang dan Indonesia, berusaha untuk mempertahankan Filipina. (2) Sekutu melaksanakan Operasi King II dengan mengerahkan Seventh Fleet dan Third Fleet, sedangkan Jepang melaksanakan Operasi Sho-Go dengan mengerahkan Armada Utara, Armada Pusat, dan Armada Selatan. Pertempuran di sekitar Teluk Leyte terdiri dari empat pertempuran, yaitu Pertempuran Laut Sibuyan, Pertempuran Selat Surigao, Pertempuran Samar, dan Pertempuran Tanjung Engano. Jepang mengalami kekalahan telak dalam empat pertempuran tersebut (3) Pertempuran Teluk Leyte menjadi langkah akhir Angkatan Laut Jepang untuk memenangkan perang. Angkatan Laut Jepang secara efektif lumpuh dengan jumlah kerugian 1 kapal induk, 3 kapal induk ringan, 3 kapal tempur, 6 kapal penjelajah berat, 4 kapal penjelajah ringan, 9 kapal perusak, dan 12.943 prajurit gugur. Sekutu menderita kerugian 1 kapal induk ringan, 2 kapal induk pengawal, 2 kapal perusak, 1 kapal perusak pengawal, 1 kapal patroli torpedo, 1 kapal selam, 255 pesawat, dan 2803 prajurit gugur. Kekalahan Jepang di Leyte menjadi langkah awal Sekutu menginvasi Filipina. Dikuasainya kembali Filipina oleh Sekutu mengakibatkan suplai logistik antara Jepang dan Indonesia terputus, mengakibatkan Jepang kekurangan bahan bakar.