Abstrak


Sinetron dan kekerasan (analisis isi kekerasan pada sinetron lepas di sctv hari minggu pukul 10.00 wib periode juni 2009)


Oleh :
Endri Yuliastutik - D0205066 - Fak. ISIP

Abstrak : Televisi merupakan salah satu media komunikasi yang paling dekat dengan masyarakat di era modern saat ini. Hampir setiap saat masyarakat bersentuhan dengan media tersebut untuk memperoleh informasi, inspirasi dan sebagai sarana hiburan. Dalam setiap program yang ditayangkan seringkali mengandung muatan kekerasan, bisa jadi kekerasan tersebut ditiru oleh pemirsa dan dipraktekkan dalam kehidupan sosial. Salah satu tayangan yang mengandung muatan kekerasan adalah sinetron lepas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi kemunculan babak yang mengandung muatan kekerasan dalam sinetron lepas di stasiun SCTV yang tayang pada hari Minggu pukul 10.00 WIB antara lain berjudul “Terjebak Cinta Di Martapura”, “Cinta Monyet Ala Kingkong”, “Cinta Keabisan Ongkos” dan “Penjaga Hati Keisha” dengan menggunakan analisis isi. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan analisis isi sebagai metode untuk menganalisis frekuensi munculnya babak yang mengandung muatan kekerasan melalui pengkodingan berdasarkan pada kategori-kategori yang telah dibuat. Sumber data primer pada penelitian ini adalah babak pada sinetron lepas yang tayang pada hari Minggu pukul 10.00 WIB periode Juni 2009. Dan sumber data sekunder diperoleh dari literatur dan informasi pada media massa yang berhubungan dengan objek penelitian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis isi dengan menggunakan intercoder reliability. Merupakan teknik pengkodingan yang melibatkan pengkoder lain untuk menilai pesan dalam suatu teks dimana antara pengkoder harus terdapat persetujuan bersama pada teks yang sama dan dengan cara yang sama. Persetujuan bersama dimaksudkan untuk memperoleh reliabilitas sehingga hasil yang diperoleh dari pengkodingan apabila peneliti lain melakukan teknik yang sama pada data yang sama, maka hasilnya harus sama. Hasil dari penelitian ini adalah (1) kekerasan psikologis merupakan kekerasan yang dominan muncul pada seluruh babak dalam sinetron lepas yang menjadi objek penelitian; (2) kekerasan paling banyak terjadi pada keluarga yang berasal dari kelas menengah ke atas; (3) perempuan merupakan pelaku kekerasan verbal paling dominan; (4) moralitas sinetron lepas tersebut dikategorikan tidak aman. Abstract : Television is one of the communications media that closer to the society in this modern era. People are almost everytime connected with this media to update their information, to find some inspirations, and as the entertainment medium. Each program performed often contain violence that those violence could be imitated and practiced by it’s audience. One of program that showed violence is movie drama. The purpose of this research is to analize the frequence of appearance scenes contain violence in the movie dramas on SCTV station every Sunday at 10 am which the tittle are “Terjebak Cinta Di Martapura” , “Cinta Monyet Ala Kingkong”, “Cinta Keabisan Ongkos” dan “Penjaga Hati Keisha” using content analysis. This research is descriptive quantitative research with content analysis as the method to analize the appearance scenes contain violence through the coding system based on the categories that have been made. The primary data sources of this research are scenes of the movie dramas in the SCTV station every Sunday at 10 am On June 2009. And the secondary data sources obtained from literature and media information associated the movie dramas. The method employed to analyze the data is content analysis with intercoder reliability, that is, the coding technique that involves another coder to evaluate a characteristic of message and reach the same conclusion. The aggreement about the conclusion is aimed to get the reliability. The results of this research are: (1) psychological violence is the dominant violence in entire scenes of the investigated movie dramas; (2) violence generally occured in the middle-up family; (3) women are portrayed dominantly as the agent of verbal violence; (4) the morality of the movie dramas is unsafe.