Abstrak


Kesesuaian Trayek Angkot Berdasarkan Sistem Pusat Pelayanan dan Interaksi Wilayah pada PPK Gedebage (Studi Kasus Kota Bandung)


Oleh :
Tiara Imelia - I0620080 - Fak. Teknik

Perubahan struktur ruang dari monosentris menjadi polisentris akibat pertumbuhan penduduk yang semakin besar di Kota Bandung menyebabkan terjadinya interaksi wilayah. Daya tarik yang tinggi tetapi tidak disertai sistem transportasi yang baik mengakibatkan dampak negatif seperti pembangunan wilayah yang tidak merata dan permasalahan lalu lintas. Sebagai salah satu transportasi publik di PPK Gedebage, angkot dapat mengatasi masalah mobilitas dengan menyesuaikan trayek sesuai kebutuhan masyarakat di pusat pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuain trayek angkot yang dilihat berdasarkan sistem pusat pelayanan dan  interaksi wilayah pada PPK Gedebage. Kesesuaian trayek angkot akan ditinjau dari sistem pusat pelayanan dan jumlah penduduk serta jarak antara kelurahan dengan pusat PPK. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis entropi, skalogram, gravitasi, kuadran, dan overlay. Hasil dari penelitian ini antara lain terdapat pembagian kelurahan menjadi tiga kuadran berdasarkan prioritas pelayanan trayek. Kuadran II yang merupakan prioritas terdiri dari tiga kelurahan yaitu Kelurahan Margasari, Cipamokolan, dan Cisaranten Kulon. Berdasarkan analisis, trayek angkot telah melayani 66,5?ri total luas keseluruhan kelurahan yang memiliki prioritas terbesar. Namun, kelurahan pada kuadran yang lain mendapatkan pelayanan dibawah 50%. Hal tersebut menunjukan bahwa trayek angkot saat ini belum sepenuhnya melayani dan menjangkau seluruh kelurahan berdasarkan urgensi sistem pusat pelayanan dan interaksi wilayah pusat PPK Gedebage, sehingga dibutuhkan adanya penambahan trayek yang disesuaikan dengan besarnya potensi dan interaksi antara kelurahan dengan pusat PPK Gedebage.