Abstrak


Ketidaktentuan dalam Penentuan Batas Tingkat Kerusakan Seismik pada Rumah tinggal Rekayasa Berdasarkan Incremental Dynamic Analysis terhadap Kekakuan Joint Balok-Kolom: Studi Kasus Pacitan


Oleh :
Aufa Hanif Abiyyu Sulthon - I0120021 - Fak. Teknik

Aufa Hanif Abiyyu Sulthon, 2024, Ketidaktentuan Dalam Penentuan Batas Tingkat Kerusakan Seismik Pada Rumah Tinggal Rekayasa Berdasarkan Incremental Dynamic Analysis Terhadap Kekakuan Joint Balok-Kolom: Studi Kasus Pacitan, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan adanya risiko gempa bumi yang menyebabkan kerusakan pada bangunan rumah tinggal sederhana, maka perlu adanya perencanaan bangunan yang mampu mengakomodir risiko gempa bumi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon seismik struktur bangunan rumah tinggal rekayasa melalui analisis Incremental Dynamic Analysis (IDA). Penelitian ini menganalisis rerata kurva hasil IDA untuk memahami perilaku seismik secara umum. Kemudian, penelitian ini meneliti pengaruh kekakuan joint balok-kolom terhadap respon seismik, menunjukkan bahwa variasi kekakuan signifikan mempengaruhi performa struktur saat terjadi gempa. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi nilai ketidaktentuan dalam menentukan batas kerusakan seismik, yang disebabkan oleh variasi intensitas gempa, dengan menggunakan pendekatan statistik pada hasil IDA.

Metode yang digunakan adalah analisis numerik menggunakan bantuan aplikasi Seismostruct 2023. Analisis yang digunakan adalah Incremental Dynamic Analysis dengan hasil kurva kapasitas pada setiap variasi model bangunan. Model bangunan yang digunakan sebagai representasi keadaan tersebut adalah bangunan rumah tinggal sederhana rekayasa. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan seismik bangunan rumah tinggal rekayasa dan dapat menjadi acuan dalam desain bangunan yang lebih aman di daerah rawan gempa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan intensitas gempa menyebabkan struktur bangunan semakin mendekati keruntuhan. Probabilitas keruntuhan dari berbagai model bangunan meningkat seiring dengan penurunan kekakuan joint. Selain itu, nilai ketidaktentuan dalam menentukan batas kerusakan seismik menunjukkan standar deviasi yang bervariasi, yang disebabkan oleh sebaran data gempa yang beragam.