Indonesia telah mengalami beberapa krisis keuangan besar selama tiga dekade terakhir.
Salah satu yang paling signifikan adalah Krisis Moneter tahun 1997-1998 yang dipicu oleh
krisis finansial Asia. Krisis Keuangan Global pada tahun 2008 dimulai dari permasalahan
di sektor perbankan Amerika Serikat yang mempengaruhi ekonomi globalsecara luas, termasuk
Indonesia. Indonesia pada tahun 2013 mengalami krisis mata uangrupiah karena nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan yang signifikan.Krisis keuangan di Indonesia
pada tahun 2020 dipicu oleh pandemi COVID-19 karena adanya pembatasan publik diberlakukan
sehingga hal ini berdampak langsung pada aktivitas ekonomi terutama di sektor pariwisata,
transportasi, hotel, dan ritel. Krisis keuangan dapat terjadi secara tiba-tiba maka akan
sangat berbahaya bagi suatu negara jika tidak siap menghadapinya, oleh karena itu diperlukan
prediksi sinyal krisis untuk mengantisipasi jika krisis akan terjadi. Penelitian ini penulis
menggunakan indikator ekspor, impor, dan cadangan devisa di Indonesia untuk memprediksi sinyal
krisis di masa yang akan datang dengan menggunakan gabungan model volatilitas dan Markov switching
yaitu model Markov Switching Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (MS-GARCH).
Berdasarkan indikator ekspor dan impor diperoleh model terbaiknya MS-GARCH (2,1,1). Model dengan
indikator ekspor dapat mendeteksi adanya krisis keuangan di Indonesia pada tahun 1997, 2008, dan
2013, sedangkan model berdasarkan indikator impor hanya dapat mendeteksi adanya krisis keuangan di
Indonesia pada tahun 2013. Prediksi dari kedua model ini menunjukkan tidak ada krisis keuangan
yang terjadi di Indonesia pada Maret sampai Desember 2024.