Fenomena childfree
semakin marak di kalangan generasi muda yang sedang berada dalam fase
eksplorasi diri dan belum mantap menentukan sikap dalam memaknai peran anak
serta mempersiapkan diri dalam membangun keluarga. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis fenomena childfree dari perspektif mahasiswa yang merupakan
calon pembentuk keluarga dan menggali tanggapan mahasiswa terhadap konsep
keluarga ideal yang diinginkan di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan
teori konstruksi sosial milik Peter L. Berger dalam menganalisis pemahaman
mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
fenomenologi. Lokasi penelitian berada di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan
sumber data primer dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sebelas
Maret yang tergabung dalam Kementerian Kesetaraan Bersama BEM UNS 2024, dengan
data sekunder diambil dari jurnal dan artikel ilmiah yang mendukung hasil
penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan
teknik analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa
memiliki penafsiran yang serupa mengenai fenomena childfree dan konsep keluarga ideal di Indonesia. Fenomena childfree memberikan sudut pandang baru
bahwa keluarga tidak selalu tentang keturunan, melainkan lebih menekankan pada
kualitas. Ditemukan perbedaan dalam cara mahasiswa merespons keberadaan
fenomena childfree yang berdampak
pada pembentukan keluarga ideal. Sebagian melihat childfree sebagai sebuah fenomena positif yang mencerminkan pilihan
yang bijaksana terkait kehadiran anak, sementara yang lain menganggap sebagai
pandangan negatif karena dipandang sebagai penolakan terhadap kebaikan memiliki
anak dan cara untuk memerdekakan diri dari tanggung jawab sebagai orang tua.