Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan (1) Apa saja makna filosofis yang terdapat pada tradisi Grujugan Omah Dhewe, (2) Apa saja nilai pendidikan yang terdapat pada tradisi Grujugan Omah Dhewe, (3) Bagaimana relevansi hasil penelitian tradisi Grujugan Omah Dhewe sebagai materi ajar bahasa Jawa di Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini dilakukan di Desa Saren, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika. Data yang dikaji dalam penelitian ini berupa makna filosofis yang ada dalam prosesi dan ubarampe di tradisi Grujugan Omah Dhewe. Sumber data yang digunakan yaitu dari informan,tempat, peristiwa, dokumen dan arsip. Teori yang digunakan yaitu teori semiotika dari Charles Sanders Peirce. Teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumen. Teknik uji validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini berupa pembahasan mengenai makna filosofis dalam tradhisi Grujugan Omah Dhewe yang terdapat pada ubarampe tukon pasar (bengkoang, salak, apel, timun, jeruk), beras, kendi, cabai, bawang putih, bawang merah, kelapa tua, gula Jawa, pisang raja, ayam ingkung, nasi, sambel goreng, krupuk/peyek, jadah, garam, minyak goreng, telur ayam Jawa, klasa bangka, merica, telur rebus, ketumbar, empluk, kluwak, kemiri, kentang, urap, dan tikar baru. Nilai pendidikan yang terkandung dalam tradisi Grujugan Omah Dhewe yaitu nilai pendidikan religius, nilai pendidikan etika dan moral, nilai pendidikan sosial, serta nilai pendidikan budaya. Hasil penelitian ini juga bisa digunakan sebagai referensi untuk materi ajar di SMP khususnya kelas IX pada KD 3.4 Menelaah Teks Upacara Adat, karena terdapat aspek-aspek yang mendukung seperti aspek spiritual, aspek kognitif, aspek sosial, dan aspek ketrampilan.