Abstrak


Implementasi Model Pembelajaran Teaching Factory Pada Pembelajaran Akuntansi Kurikulum Merdeka Siswa Kelas Xi Akuntansi Dan Keuangan Lembaga Di Smk Negeri 3 Sukoharjo


Oleh :
Dela Rovita - K7720021 - Fak. KIP

Dela Rovita. K7720021. Pembimbing. Dr. Sohidin, S.E., M.Si., Ak. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KURIKULUM MERDEKA SISWA KELAS XI AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2024.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan implementasi model pembelajaran teaching factory pada pembelajaran akuntansi Kurikulum Merdeka siswa kelas XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga di SMK Negeri 3 Sukoharjo, (2) mengidentifikasi hambatannya, dan (3) mengidentifikasi upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi peristiwa pembelajaran teaching factory (melayani pelanggan di Stigma Resto, jasa pembayaran pajak kendaraan dan PPOB), informan (Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Ketua dan Guru Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga, dan lima peserta didik kelas XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga), dan dokumen (jadwal blok, struktur organisasi, jobdesc, tata tertib, SOP, dan lembar asesmen). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangiluasi sumber data dan metode. Analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pelaksanaan pembelajaran teaching factory pada program keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga yaitu Stigma Resto, Samsat Corporate, dan Laku Pandai. Namun, berdasarkan parameter 4 pilar atau komponen utama terbentuknya teaching factory, kegiatan tersebut belum merupakan bentuk teaching factory, tetapi lebih sekadar pola pembelajaran akuntansi yang mencoba mengadopsi model pembelajaran teaching factory. Kedua, terdapat beberapa hambatan yang menjadi kendala dalam pembelajaran di Stigma Resto, Samsat Corporate, dan Laku Pandai yaitu pemahaman SDM tentang teaching factory yang masih rendah, sarana dan prasarana terbatas, transformasi dari kurikulum lama ke kurikulum merdeka yang menjadi tantangan baru bagi guru, terbatasnya sumber pendanaan, dan jadwal pembelajaran yang belum sesuai, sehingga mengurangi jam pembelajaran di kelas. Ketiga, upaya dalam menghadapi hambatan tersebut yaitu melakukan sosialisasi mengenai pembelajaran teaching factory, melakukan inovasi dalam penggunaan sarana dan prasarana, melakukan kegiatan pelatihan atau workshop bagi guru-guru, melakukan monitoring dan evalusi pembiayaan, dan memberi dorongan kepada peserta didik serta melakukan evaluasi perbaikan penjadwalan pembelajaran agar dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran praktik.