;
Abstrak
Pewarna alami dari tanaman dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif untuk mengurangi atau mengeliminasi penggunaan pewarna
anorganik atau sintetis. Tanaman dapat digunakan sebagai pewarna kain karena
mengandung suatu senyawa atau zat dalam daun. Senyawa tersebut adalah metabolit
sekunder, sebagai salah satu hasil fotosintesis.Pertumbuhan Indigofera
tinctoria L. sangat tergantung dengan kondisi lingkungan, salah satu adalah
intensitas cahaya. Di Eropa tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik namun tidak
tahan terhadap kekeringan dan kandungan indicant dipengaruhi secara positif oleh
intensitas cahaya matahari (Angelini et al., 2004). Penelitian tentang
budididaya indigo Indigofera tinctoria L. sebagai pewarna kain alami
menggunakan naungan paranet pada saat budidaya dengan perbedaan intensitas
cahaya 100% tanpa naungan, 50, 25, dan 10 %. Produksi pigmen indicant tertinggi
diperoleh oleh tanaman di bawah naungan 10% (Setyaningrum et al., 2020). Selain
itu, Budiastuti et al. (2020) juga telah melakukan penelitian tentang budidaya
tanaman Indigofera tinctoria L. dengan memberikan variasi intensitas cahaya
100, 50, dan 25%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kandungan indigo
tertinggi pada tanaman dengan naungan 25%. Setyaningrum et al. (2020) juga
melaporkan bahwa intensitas cahaya 10% yang disertai dengan pemberian pupuk
hayati dapat menghasilkan kandungan indicant tertinggi pada tanaman
tarum.Optimalisasi pertumbuhan tanaman di bawah tegakan (cahaya rendah) dapat
dikompensasi dengan penggunaan pupuk. Dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah,
komponen penting adalah pupuk organik. Bahkan penggunaan pupuk alami pun tidak
meninggalkan penumpukan pada tanaman sehingga baik bagi kesejahteraan manusia
(Musnawar dan Effi, 2006). Karena produk pertanian yang dihasilkan bebas dari
bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman untuk
dikonsumsi, maka pupuk organik merupakan komponen yang sangat penting dalam
upaya meningkatkan kesuburan tanah secara aman (Susanto, 2002). Pupuk kotoran
hewan organik dibuat dari campuran kotoran hewan. Ada yang menghamburkan kompos
alami yang cair dan ada pula yang padat, jenis kotoran memiliki manfaatnya
masing-masing. Kotoran yang dihasilkan setiap hewan berbeda-beda jumlah dan
komposisinya. Menurut Pranata (2010), jenis ternak, umur, bentuk fisik, pakan,
dan air semuanya dapat berdampak terhadap kandungan unsur hara pupuk kandang. Penelitian
ini bertujuan untuk 1. Mendeteksi pertumbuhan indigo dalam sistem AF berbasis
sengon, campuran dan durian. 2. Menentukan pupuk organik yang tepat untuk
meningkatkan pertumbuhan indigo dengan cahaya rendah di AF berbasis sengon,
campuran dan durian.3.Menentukan interaksi antara cahaya di bawah tegakan
dengan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi metabolit sekunder
indicant.Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 sampai Juni 2021 di
Tawang Mangu, Karanganyar, titik koordinat 7o 67’32, 69” BT dan 111o 10’29, 29”
LS dengan ketinggian 900 mdpl. Penelitian laboratorium dilaksanakan di
laboratorium EMPT Fakultas Pertanian UNS, labolatorium Fisiologi tanaman
Fakultas Pertanian UNS, dan laboratorium kimia tanah Fakultas Pertanian
UNS.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah luxmeter, thermohydrometer,
pH meter, timbangan analitik, polybag sebagai wadah media pembibitan, cangkul,
tugal, HPLC (HighPerformance Liquid Shromatography), Spektrofotometer UV Vis,
erlenmeyer 100 ml, tabung reaksi, pipet. Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu benih Indigofera tinctoria L., pupuk organik kotoran sapi, pupuk organik
kotoran kambing, pupuk organik kotoran ayam, tegakan sengon, tegakan durian,
dan tegakan campran (sengon, jati, durian dan suren.Penelitian menggunakan
percobaan dengan rancangan acak kelompok tersarang. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa 1.Optimalisasi pertumbuhan
Indigofera tinctoria L. dalam sistem AF berbasis sengon, campuran dan durian
tercapai, pertumbuhan paling baik di bawah tegakan sengon, sedangkan kandungan
indigo tertinggi di bawah tegakan campuran.2.Pupuk organik paling potensial
sebagai substitusi cahaya rendah sistem AF dengan pupuk organik kotoran sapi,
kambing, dan ayam adalah pupuk organik kotoran ayam.3.Cahaya intesitas rendah
(AF berbasis tegakan campuran) sesuai dengan pupuk organik kotoran ayam, sedangkan
intensitas cahaya tinggi (AF berbasis tegakan sengon) sesuai dengan pupuk
organik kotoran ayam.