Abstrak


Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang HVFA-SCC (Kadar Fly Ash 60%) Akibat Pembebanan Berkelanjutan dengan Intensitas Beban 75?ri Beban Ultimit Statik


Oleh :
Hafid Musthafa Adhiatma - I0120069 - Fak. Teknik

Peningkatan pembangunan infrastruktur menyebabkan produksi beton dapat memicu kenaikan emisi CO2. Salah satu solusi untuk mengurangi emisi CO2 adalah dengan menggunakan beton High Volume Fly Ash-Self Compacting Concrete (HVFA-SCC), yang menggabungkan antara beton High Volume Fly Ash (HVFA) dengan Self Compacting Concrete (SCC). Inovasi dalam campuran beton ini adalah dengan menggantikan 60% semen menggunakan fly ash. Dalam penerapannya pada konstruksi, perlu mempertimbangkan beban permanen jangka panjang. Pembebanan secara berkelanjutan dapat menyebabkan rangkak pada balok. Penelitian mengenai rangkak pada balok beton HVFA-SCC masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji pengaruh rangkak terhadap balok sehingga inovasi beton ini dapat diterapkan. Penelitian ini menggunakan campuran fly ash sebesar 60% sebagai pengganti semen. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian beton segar berdasarkan standar EFNARC, pengujian kuat tekan, pengujian statik balok, dan pengujian rangkak balok. Pengujian kuat tekan beton menggunakan sampel berbentuk silinder berdiameter 150 mm dengan tinggi 300 mm. Sedangkan untuk pengujian statik dan rangkak, digunakan benda uji berukuran 3200 mm × 300 mm × 125 mm. Terdapat dua jenis balok, yaitu balok tanpa tulangan tekan dan balok dengan tulangan tekan. Mix design beton HVFA-SCC memenuhi syarat beton HVFA dan SCC menurut EFNARC. Kuat tekan beton yang dihasilkan adalah 35,25 MPa pada umur 28 hari dan 44,40 MPa pada umur 210 hari. Pada pengujian statik balok tanpa tulangan tekan HVFA-SCC, retakan terjadi pada beban 6 kN dengan lendutan 4,55 mm. Lendutan terus meningkat hingga mencapai beban ultimit sebesar 11,8 kN dengan lendutan 93,19 mm. Balok dengan tulangan tekan mengalami retakan pertama saat beban 6,25 kN dengan lendutan 2,22 mm. Beban maksimum yang dapat ditahan balok adalah 14,75 kN dengan lendutan sebesar 255,09 mm. Berdasarkan pola retak, retakan terjadi secara vertikal sehingga keruntuhannya dapat diklasifikasikan sebagai keruntuhan lentur. Pengujian rangkak dengan beban 75?ri beban ultimit menghasilkan data hubungan antara defleksi dengan waktu. Pengujian selama 4 bulan menunjukkan lendutan pada balok tanpa tulangan tekan sebesar 58,3 mm, sedangkan balok dengan tulangan tekan memiliki lendutan akhir 57,87 mm.