Abstrak


Pengaruh Intensitas Beban Terhadap Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang HVFA-SCC (Kadar Fly Ash 60%) Dengan Tulangan Tekan Akibat Pembebanan Berkelanjutan


Oleh :
Vincentius Axel Herwasto Adi Supomo - I0120170 - Fak. Teknik

Dalam upaya memenuhi kebutuhan konstruksi yang pesat, inovasi beton ramah lingkungan terus dikembangkan untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tinggi, aplikasi pada konstruksi massal, serta aspek keberlanjutan. Salah satu inovasi tersebut adalah High Volume Fly Ash-Self Compacting Concrete (HVFA-SCC), yang merupakan kombinasi dari HVFAC (High Volume Fly Ash Concrete) dan SCC (Self Compacting Concrete). HVFA-SCC pada penelitian ini menggunakan 60% kasar fly ash sebagai substituen semen serta memiliki kemampuan memadat mandiri. Penelitian ini merupakan pengembangan level struktural dari studi sebelumnya mengenai HVFA-SCC pada level material.

Penelitian ini menggunakan metode pengujian eksperimental dengan benda uji balok beton bertulang HVFA-SCC berukuran 3000 mm x 300 mm x 125 mm dan dibebani secara berkelanjutan dengan intensitas beban sebesar 35%, 50%, 60%, dan 75?ri beban ultimit statik selama 120 hari untuk mengetahui perilaku lenturnya terhadap pembebanan jangka panjang (rangkak/creep), serta memberikan wawasan penting bagi aplikasi HVFA-SCC dalam konstruksi berkelanjutan. Pengujian lentur statik dilakukan untuk menentukan beban ultimit statik dari balok HVFA-SCC. Hasil pengujian ultimit statik digunakan sebagai dasar untuk menetapkan beban permanen sebesar 35%, 50%, 60%, dan 75% pada pengujian rangkak. 

Hasil pengujian statik menunjukkan bahwa retak pertama pada balok terjadi saat beban 6,25 kN dengan lendutan sebesar 2,22 mm. Kondisi leleh tercatat pada beban 10,75 kN dengan lendutan 45,60 mm. Beban ultimit mencapai 14,75 kN dengan lendutan 255,09 mm. Pola retak vertikal di bagian tengah balok pada pengujian statik menunjukkan bahwa terjadi keruntuhan lentur. Pengujian rangkak selama 120 hari menunjukkan bahwa peningkatan persentase beban berkelanjutan secara signifikan mempengaruhi perilaku rangkak dan lendutan balok. Diperoleh lendutan yang terjadi pada pembebanan 35%, 50%, 60%, dan 75?ri kapasitas ultimit statik secara berturut-turut adalah 4,93 mm, 7,79 mm, 10,32 mm, dan 57,98 mm dengan pola retak yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan persentase beban teraplikasi.