Penelitian ini bertujuan 1) mendeskripsikan dan menjelaskan kondisi pembelajaran keterampilan berbahasa produktif siswa SMP di Kabupaten Bogor; 2) mendeskripsikan dan menjelaskan kebutuhan guru dan siswa SMP di Kabupaten Bogor terhadap model pembelajaran keterampilan berbahasa produktif; 3) mengembangkan prosedur pengembangan model pembelajaran APOS dengan asesmen autentik untuk pembelajaran keterampilan berbahasa produktif tingkat SMP di Kabupaten Bogor, dan 4) mengetahui keefektivan model pembelajaran APOS dengan asesmen autentik untuk pembelajaran keterampilan berbahasa produktif siswa SMP di Kabupaten Bogor. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu: (1) tahap pendahuluan; (2) tahap pengembangan produk; (3) tahap pengujian produk; dan (4) tahap desiminasi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen, observasi, wawancara dan, angket, serta analisis datanya dengan anlisis model interaktif. Pengujian produk dilaksanakan dengan melakukan penelitian eksperimen, pengumpulan data melalui tes, dan analisis data dengan uji beda dua rata-rata. Penelitian tahap pendahuluan dihasilkan temuan: (1) masalah pemahaman guru terkait kurikulum merdeka, (2) masalah pembelajaran bahasa Indonesia masih konvensional, dan (3) guru dan siswa membutuhkan model pembelajaran keterampilan produktif. Berdasarkan hasil penelitian pada studi pendahuluan, peneliti mengembangkan model pembelajaran APOS modifikasi siklus ACEP. Produk model pembelajaran diujicobakan dalam uji terbatas dan uji lebih luas. Hasil uji coba menunjukkan bahwa model pembelajaran APOS modifikasi siklus ACEP dapat diterapkan ketahap berikutnya, yaitu uji efektivitas. Hasil uji efektivitas model pembelajaran APOS modifikasi siklus ACEP terdapat perbedaan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan. Model pembelajaran APOS modifikasi siklus ACEP lebih efektif daripada model pembelajaran demonstrasi. Terbukti nilai posttest pembelajaran keterampilan produktif lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran demonstrasi. Model pembelajaran APOS modifikasi siklus ACEP menjadikan siswa kreatif dan percaya diri.
