Abstrak


Perkembangan Pendidikan Islam Majlis Tafsir Al-Qur'an di Surakarta Tahun 1972-2021


Oleh :
Harist Maulana - K4418029 - Fak. KIP

Harist Maulana. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN DI SURAKARTA TAHUN 1972-2021. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2024.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menjelaskan latarbelakang lahirnya pendidikan Islam Majlis Tafsir Al-Qur’an di Surakarta, (2) Mengetahui perkembangan pendidikan Islam Majlis Tafsir Al-Qur’an di Surakarta tahun 1972-2021. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologis melalui prosedur empat tahapan mulai dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pengumpulan sumber data berupa arsip akta perubahan yayasan, surat pendirian sekolah, majalah dan brosur terbitan sezaman, hasil penelitian terdahulu seperti jurnal, buku, tugas akhir, dan prosiding. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen, studi pustaka dan wawancara. Kritik sumber dilakukan secara intern dan ekstern. Analisa data menggunakan teknik analisis historis.

Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Latar belakang pendidikan Islam Majlis Tafsir Al-Qur’an berkaitan erat dengan lahirnya Majlis Tafsir Al-Qur’an sebagai organisasi pada tahun 1972 di Semanggi, Surakarta oleh Abdullah Thufail Saputra. Tujuan berdirinya Majlis Tafsir Al-Qur’an mengajak umat Islam untuk kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta sebagai respon terhadap banyaknya pengamalan ajaran Islam yang belum tegak di Indonesia. Majlis Tafsir Al Qur’an sebagai organisasi keagamaan memilih fokus utama gerakannya melalui pendidikan karena dianggap lebih efektif untuk mewujudkan adanya perubahan sosial dalam pengamalan agama di masyarakat Islam Indonesia. (2) Perkembangan pendidikan Islam Majlis Tafsir Al- Qur’an dari 1972 sampai 2021 dapat dibagi menjadi dua masa kepemimpinan. Pertama, Abdullah Thufail Saputra (1972-1992), meletakkan dasar pendidikan Islam melalui pengajian pertama tahun 1972, pendirian sekolah menengah atas berbasis Islam dan saluran media cetak konvensional sebagai strategi pengembangan pendidikan Islam. Kedua, Ahmad Sukina (1992-2021), melanjutkan pengembangan pendidikan Islam dengan berbagai inisiatif, termasuk pendirian sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga menengah, pondok pesantren, mendirikan media cetak baik konvensional dan elektronik untuk pengembangan dakwah pendidikan Islam Majlis Tafsir Al-Qur’an. Kepemimpinan keduanya mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam Majlis Tafsir Al-Qur’an dari 1972 sampai 2021.