Peningkatan jumlah sampah
di Indonesia berkembang semakin pesat setiap harinya. Pada tahun 2023, tercatat
bahwa sampah di Indonesia mencapai 25,1 juta ton dengan sampah plastik
menduduki peringkat kedua sebesar 4,66 juta ton dan limbah abu sekam sebesar
803 ribu ton dari seluruh sampah yang dihasilkan (SIPSN, 2023). Banyak upaya telah
dilakukan guna mengurangi sampah tersebut, namun hasilnya kurang efektif dalam
menekan jumlah sampah yang dihasilkan. Padahal, limbah plastik terutama Polyethylene
Terephthalate (PET) dan abu sekam dapat digunakan sebagai bahan campuran
beton. Pembangunan dalam bidang konstruksi di Indonesia juga terus berkembang
pesat seiring dengan kemajuan teknologi konstruksi bangunan. Penggantian
sebagian bahan material diharapkan dapat membuat beton menjadi lebih ringan dan
ramah lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur dan
eksperimen. Penelitian ini menggunakan komposisi bahan campuran agregat kasar
dengan limbah plastik PET sebanyak 40%, 70%, dan 100%, serta komposisi bahan
campuran semen dengan abu sekam sebanyak 10%, dengan kuat tekan rencana sebesar
18,68 MPa. Sampel benda uji beton diuji pada umur 28 hari. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa rasio nilai kuat tekan rata-rata beton inovatif sebesar 0,76
terhadap beton normal, sehingga menunjukkan penurunan kualitas kuat tekan
beton. Nilai kuat tekan maksimum sebesar 18,78 MPa pada beton normal, sementara
kuat tekan rata-rata beton inovatif sebesar 14,09 MPa. Namun, terdapat
peningkatan pada kuat tarik beton dengan rasio nilai kuat tarik beton inovatif
sebesar 0,98 terhadap beton normal. Nilai kuat tarik maksimum sebesar 3,30 MPa
pada beton inovatif dengan 10?u sekam dan 100% limbah plastik PET. Oleh
karena itu, beton inovatif ini dapat digunakan untuk elemen non-struktural pada
bangunan.