Abstrak


Penetapan Status Kerusakan Tanah Di KHDTK Gunung Bromo Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Silvia Puspita Hapsari - H0220065 - Fak. Pertanian

Pemanfaatan sumber daya lahan sering kali dilakukan tanpa memperhatikan tindakan konservasi, sehingga memungkinkan adanya kerusakan tanah. Kerusakan tanah mungkin terjadi di semua jenis penggunaan lahan, termasuk hutan. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo memiliki beberapa jenis tutupan lahan dengan umur yang bervariasi dan memiliki kemiringan lereng yang variatif. Kerusakan tanah ini dapat mempengaruhi fungsi hutan dalam memproduksi biomassa. Pertumbuhan pohon didukung oleh proses fotosintesis yang dapat menyerap karbon dari udara kemudian mengubah zat tersebut menjadi bahan organik yang tersimpan pada biomassa tanaman. Peran KHDTK Gunung Bromo dalam penyerapan karbon harus tetap dipertahankan dengan mengoptimalkan peran tanah dalam memproduksi biomassa. Status kerusakan tanah di KHDTK Gunung Bromo belum diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menetapkan status kerusakan tanah pada KHDTK Gunung Bromo. Penelitian ini dilakukan di KHDTK Gunung Bromo dan analisis laboratorium akan dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah Fakultas Pertanian UNS. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode deskriptif eksploratif melalui pendekatan survei lapangan dan hasil analisis pada laboratorium. Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan memperhatikan distribusi titik sampling yang merata pada Satuan Peta Lahan (SPL). Penentuan SPL didasarkan pada tumpang susun (overlay) peta tematik yang meliputi peta jenis tegakan, peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta curah hujan. Penelitian ini terdapat 27 SPL, dimana setiap SPL terdapat 3 ulangan. KHDTK Gunung Bromo berpotensi mengalami kerusakan tanah dalam kelas sedang dan tinggi. Namun kerusakan aktual tidak menunjukkan rusak sedang dan tinggi, melainkan tidak rusak dan rusak ringan. Parameter pembatas dalam penelitian ini adalah komposisi fraksi, porositas, berat isi, dan derajat pelulusan air. Tanah dengan kelas tidak rusak dan rusak ringan memiliki komposisi fraksi berupa koloid <18>1,4 gr/cm3, porositas <30>