Indonesia sebagai negara dengan populasi tinggi dan industri yang terus berkembang memiliki kebutuhan energi tinggi terutama pada sektor transportasi. Ketergantungan solar sebagai sumber energi transportasi masyarakat Indonesia memberikan dampak negatif, salah satunya yaitu menghasilkan emisi gas berbahaya. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan sumber energi alternatif seperti biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diproduksi melalui proses transesterifikasi menggunakan bahan baku minyak nabati. Dalam proses pembuatan biodiesel, diperlukan adanya katalis yang berperan penting untuk mempercepat proses transesterifikasi. Jenis katalis yang dapat digunakan dalam proses pembuatan biodiesel adalah katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen merupakan katalis yang memiliki fase sama dengan reaktan. Sedangkan katalis heterogen merupakan katalis yang berbeda fase dengan reaktan. Pada tugas akhir ini dilakukan pembuatan katalis basa heterogen dengan memanfaatkan limbah cangkang telur bebek dan lempeng besi. Pemilihan cangkang telur bebek dikarenakan memiliki kandungan kalsium karbonat cukup tinggi yang dapat dikonversi menjadi kalsium oksida melalui proses kalsinasi. Sedangkan kandungan Fe yang terdapat pada lempeng besi dijadikan sebagai support katalis yang dapat meningkatkan aktivitas katalis. Proses pembuatan katalis basa heterogen CaO/Fe dilakukan dari proses kalsinasi cangkang telur bebek. Selanjutnya, dilakukan leaching terhadap lempeng besi menggunakan H2SO4 6N. Hasil dari proses kalsinasi cangkang telur bebek dan leaching lempeng besi akan dicampur dengan variasi perbandingan mol antara CaO dan Fe sebanyak 1 : 0,5 ; 1 : 1 ; 1 : 1,5 ; dan 1 : 2. Hasil campuran tersebut kemudian akan dikalsinasi untuk menghasilkan katalis CaO/Fe yang siap digunakan. Katalis CaO/Fe yang sudah jadi akan digunakan pada proses pembuatan biodiesel. Proses pembuatan biodiesel dilakukan menggunakan minyak jelantah yang sebelumnya telah dimurnikan terlebih dahulu menggunakan karbon aktif dan bleaching earth. Rasio penggunaan minyak : metanol saat proses transesterifikasi sebesar 1 : 12 dan menggunakan katalis sebesar 2,5?ri berat minyak. Proses transesterifikasi ini berlangsung selama 3 jam dengan suhu dijaga sebesar 60 °C. Setelah itu dilakukan proses sentrifugasi untuk memisahkan antara biodiesel, gliserol, dan katalis. Biodiesel yang dihasilkan dihitung yield, densitas, viskositas, dan diuji kandungan asam lemaknya menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). Katalis CaO/Fe juga dilakukan pengujian XRD (X-Ray Diffraction) untuk menganalisis struktur kekristalan partikel katalis CaO/Fe dan SEM EDX (Scanning Electron Microscope, Energy Dispersive X-Ray) untuk menganalisis struktur morfologi permukaan katalis CaO/Fe dan komposisi atom. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan rasio mol terbaik CaO/Fe yaitu 1 : 2 untuk dijadikan katalis dalam pembuatan biodiesel .