Wisata Kampoeng Kepiting, Cilacap merupakan destinasi ekowisata yang memiliki daya tarik berupa pembudidayaan kepiting cangkang lunak dan dikelilingi keindahan hutan mangrove. Namun, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata dan lingkungan menjadikan pengembangan wisata ini belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting, status keberlanjutan dan merumuskan strategi prioritas pengembangan ekowisata di wisata Kampoeng Kepiting. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Rap-tourism modifikasi dari Rapfish, analisis SWOT, dan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diperoleh melalui kuesioner dengan teknik sensus sampling, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisata Kampoeng Kepiting memiliki berbagai atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan ansilari yang cukup lengkap. Ekowisata kawasan ini didominasi oleh Rhizophora mucronata Lam. dan terdapat fauna berupa Oreochromis mossambicus W. Peters, Oreochromis niloticus L., Lutjanus sp. Bloch., Variola albimarginata Randall, Chanos chanos Forsskal, dan Scylla serrata Forsskal. dan memiliki daya tampung yang memadai dengan batas maksimum sebesar 42 pengunjung dalam satu hari. Wisata Kampoeng Kepiting memperoleh status cukup berkelanjutan dengan nilai indeks sebesar 56,20. Strategi prioritas pengembangan ekowisata di wisata Kampoeng Kepiting dari aspek ekonomi, sosial, ekologi, dan kelembagaan secara berurutan yakni optimalisasi pengembangan dan inovasi potensi dan atraksi wisata, penyediaan forum diskusi bagi pelaku sadar wisata dengan seluruh stakeholder yakni pengelola wisata, CSR dan pihak pemerintah, peningkatan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan, dan kelembagaan penguatan kolaborasi antar stakeholder.