Battery Management System (BMS) memiliki fungsi sebagai balancing, proteksi dan monitoring sel baterai. Metode passive balancing merupakan metode penyeimbangan dengan cara menyeimbangkan sel yang dihubungkan seri dengan cara membuang energi ekstra dari sel baterai yang terisi paling banyak menjadi panas. Perancangan BMS untuk tegangan dibawah 100 V dengan IGBT dan relay dirasa kurang efektif, sehingga diperlukan komponen lain agar cepat dan efisien dalam melakukan switching seperti MOSFET. Perancangan sistem proteksi harus memperhatikan karakteristik baterai dan proteksi dapat dilakukan terhadap tegangan, arus dan suhu baterai. Dalam melakukan desain PCB jalur sinyal untuk kontrol BMS dan jalur daya untuk proses charge/discharge harus sesuai standar dan disesuaikan dengan maksimal arus charge/discharge baterai. PCB yang dirancang memiliki bentuk jalur trapezoidal dengan current density sebesar 0,9523 x 107 A/m2 pada jalur sinyal dan balancing. Kemudian pada bagian MOSFET proteksi akan dilewati arus maksimal sebesar 10 A dengan current density sebesar 3,3571 x 107 A/m2. Sistem balancing pada BMS menggunakan resistor untuk disipasi daya sebesar 30 Ω dengan kemampuan mempertahankan kondisi seimbang pada masing-masing sel baterai dengan nilai standar deviasi sebesar 2,8 mV saat kondisi resting state, 3,5 mV – 11 mV saat kondisi charging dan 3,2 mV – 7,8 mV saat kondisi discharging.