Indonesia memiliki
sekitar 84.000 industri pengolahan tahu yang meliputi industri skala rumah
tangga dan industri besar yang menghabiskan sekitar 2,56 juta ton kedelai
setiap tahun. Banyaknya jumlah industri tahu yang ada menimbulkan potensi
pencemaran lingkungan yang cukup besar. Limbah hasil produksi tahu yang dominan
terbuang yaitu dalam bentuk cair, apabila dibuang langsung ke badan air akan
memengaruhi sifat fisik dan sifat kimia air yang berdampak pada kelangsungan
hidup organisme perairan. Pengolahan Air Buangan Industri Tahu (ABIT) dapat
dilakukan dengan penambahan probiotik yang mengandung mikroorganisme yang
berfungsi untuk merombak kandungan organik maupun zat lainnya yang ada pada
limbah. Penelitian ini akan menggunakan metode analisis koloni bakteri
probiotik pada probiotik produk komersial yang ditambahkan kedalam ABIT. Sampel
akan dibuat menggunakan beberapa perbandingan 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4 volume
ABIT dengan probiotik komersial pada variasi waktu pengamatan 24, 48, 72, 96, 120, dan 144 jam. Hasil variasi waktu tersebut menunjukkan bahwa
penambahan probiotik komersial kedalam ABIT dapat menurunkan kadar pencemaran.