<xml> Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]-->" /> Abstrak | Pembuatan Magnesium Silikat Turunan Abu Terbang (Fly Ash) sebagai Aditif Anoda pada Baterai Lithium-Ion <xml> Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:none; text-autospace:none; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]-->" />

Abstrak


Pembuatan Magnesium Silikat Turunan Abu Terbang (Fly Ash) sebagai Aditif Anoda pada Baterai Lithium-Ion


Oleh :
Anggi Putri Kusumawati - V2620005 - Sekolah Vokasi

Pembakaran batubara di PLTU menghasilkan limbah berupa sisa abu batubara yang dikenal sebagai FABA (fly ash dan bottom ash). Meskipun FABA dianggap sebagai limbah non-B3, limbah ini tetap menjadi permasalahan lingkungan jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Salah satu solusinya adalah pemanfaatan silika dalam fly ash sebagai bahan baku pembuatan anoda untuk baterai lithium-ion. Komponen material anoda yang sering digunakan adalah material grafit. Namun, material grafit memiliki kelemahan dalam ekspansi volume yang tinggi namun tidak terlalu besar pada saat siklus dan menyebabkan penurunan kapasitas. Beberapa pendekatan dilakukan untuk mengatasi masalah retensi dan volume ekspansi pada anoda grafit, salah satunya menambahkan material magnesium silikat. Tahapan pembuatan magnesium silikat melibatkan metode roasting, water leaching, proses presipitasi silika dengan variasi asam format dan asam asetat, serta reaksi silika (SiO2) dengan magnesium (Mg) menjadi magnesium silikat. Sampel silika (SiO2) dari proses presipitasi asam asetat dan asam format dikarakterisasi dengan XRD yang menunjukkan pola difraksi SiO2. Uji FTIR menunjukkan adanya gugus senyawa berupa Si-OH dan Si-O-Si. Dan Uji SEM SiO2 menunjukkan morfologi butiran yang tidak terstruktur dengan tekstur kasar. Sedangkan, pada proses pembuatan magnesium silikat, produk yang dihasilkan dari variasi asam asetat diberi nama MS AA dan pada variasi asam format MS FA. Sampel MS AA dan MS FA yang dihasilkan dari reaksi SiO2 dan Mg dikarakterisasi dengan XRD yang memperlihatkan fasa kristal, Uji FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi Si-O-Si dan SiO4, serta Uji SEM menunjukkan morfologi butiran tidak terstruktur dan kasar. Pada uji elektrokimia baterai lithium-ion menghasilkan kapasitas spesifik baterai anoda grafit - MS AA lebih besar dari MS FA dengan kapasitas charge MS AA sebesar 233,63 mAh/g dan discharge sebesar 160,22 mAh/g. Sedangkan pada baterai anoda grafit-MS FA charge sebesar 189,55 mAh/g dan discharge sebesar 128,77 mAh/g. Pada analisis siklus MS AA dan MS FA menunjukkan penurunan spesifik kapasitas yang tidak terlalu tinggi dan kapasitas hilang antar charge dan discharge yang tidak teratur dari siklus 51-100. Saran perbaikan dengan penggunaan tube furnace dalam pemanasan suhu tinggi, optimasi pencucian, variasi suhu hingga 1100°C, dan purifikasi tambahan untuk menghilangkan senyawa Al.