Kebutuhan selulosa asetat di Indonesia meningkat setiap tahunnya sedangkan pemenuhan kebutuhan masih dilakukan dengan cara impor. Hal ini dapat menjadi peluang pendirian pabrik selulosa asetat di Indonesia. Selulosa asetat banyak digunakan di industri untuk filter rokok, membran, maupun cat. Pabrik selulosa asetat ini dirancang dengan kapasitas 35.000 ton/tahun, menggunakan bahan baku selulosa 99?n asam asetat anhidrid 98?ngan kebutuhan spesifik bahan baku sebesar 0,57 kg selulosa/kg produk, 1,19 kg asam asetat anhidrid/kg produk, 0,02 kg natrium asetat/kg produk, dan 0,34 kg air proses/kg produk. Hasil produksi menghasilkan produk asam asetat 0,88 kg produk samping/kg produk dan limbah gas 0,27 kg limbah gas/kg produk. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Gresik, Provinsi Jawa Timur pada tahun 2025, dan beroperasi pada tahun 2026.
Selulosa asetat dibuat dengan proses asetilasi pada suhu 30,30oC dan tekanan 1 atm di dalam suatu reaktor alir tangki berpengaduk dengan katalis asam sulfat. Reaksi bersifat eksotermis, dengan kondisi sistem reaktor adiabatis. Output dari reaktor berupa slurry campuran selulosa asetat, asam asetat anhidrid, asam sulfat, asam asetat, dan air. Asam asetat anhidrid yang berlebih direaksikan dengan air dalam reaksi hidrolisis menjadi asam asetat, lalu katalis asam sulfat dinetralkan dengan natrium asetat menjadi natrium sulfat dan asam asetat. Kemudian slurry dipisahkan filtrat dan cake, lalu dikeringkan hingga mencapai kemurnian 98,02 %.
Unit pendukung proses terdiri dari unit pengadaan air sebesar 0,0007 m3/kg produk, listrik sebesar 0,12 kWh/kg produk, unit udara tekan sebesar 0,015 m3/kg produk, unit bahan bakar IDO dan HSD sebesar 0,53 L/ton produk dan 1,29 L/ton produk, serta unit steam sebesar 0,025 kg/kg produk. Pabrik dilengkapi laboratorium dalam menjaga kualitas produk agar sesuai spesifikasi pabrik ini.
Bentuk perusahaan ini dipilih Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari 128 orang karyawan shift dan 94 orang karyawan non-shift.
Hasil analisis ekonomi diperoleh ROROI (Rate of Return on Investment) dan DCFROR (Discounted Cash-Flow Rate of Return) sebesar 94,59?n 29,17%, PBP (Payback Period) dan DPBP (Discounted Payback Period) sebesar 1,03 tahun dan 1,96 tahun, BEP (Break Even Point) dan SDP (Shut Down Point) sebesar 51,51?n 25,67%. Dari hasil analisis secara teknis dan ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pabrik selulosa asetat dengan kapasitas 35.000 ton/tahun layak didirikan.