Indonesia merupakan
negara yang rentan terhadap gempa bumi karena posisinya yang berada di
pertemuan tiga lempeng tektonik utama dan jalur gunung berapi aktif. Salah satu
dampak dari gempa bumi yang signifikan adalah fenomena likuifaksi, yaitu kondisi di mana tanah kehilangan kekuatan dan kekakuannya
sehingga tidak mampu menopang beban di atasnya. Jika potensi likuifaksi tidak
diperhitungkan dengan baik pada konstruksi infrastruktur, perubahan kekuatan
tanah selama gempa bumi dapat menyebabkan infrastruktur runtuh atau memburuk. Peristiwa
likuifaksi yang terjadi di Daerah Petobo, Kota Palu diakibatkan oleh gempa bumi
berkekuatan 7,4 SR yang menyebabkan sebagian wilayahnya tenggelam dan menelan
korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi likuifaksi
dan menentukan probabilitas kejadian likuifaksi berdasarkan nilai Faktor
Keamanan (FS) yang terjadi di Daerah Petobo, Kota Palu berdasarkan data N-SPT.
Hasil
analisis menunjukan bahwa di Daerah Petobo, Kota Palu merupakan kawasan yang
berpotensi terjadinya likuifaksi dengan nilai LPI yang berbeda-beda pada setiap
titik. Titik LP-5 merupakan titik yang memiliki potensi likuifaksi yang tinggi
dengan nilai LPI berada di antara 4 hingga 15 pada setiap variasi Mw.
Selain itu, titik LP-5 juga memiliki nilai probabilitas likuifaksi yang tinggi,
yaitu pada metode Lai terprediksi “Hampir Pasti Terlikuifaksi” dengan nilai 0,99
dan metode Juang terprediksi ”Tidak Mungkin Terlikuifaksi” dengan nilai 0,32.
Peningkatan magnitudo gempa sangat mempengaruhi besarnya nilai LPI dan
probabilitas likuifaksi. Hal ini dibuktikan bahwa semakin besar kecepatan gempa
yang terjadi, maka semakin besar juga nilai LPI dan probabilitas likuifaksi
yang dianalisis.