Putri Kusumawardani. K4416052. Analisis Butir Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pada Buku Teks Sejarah SMA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2023.
Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis (1) Kemampuan critical thinking dalam buku teks Sejarah Indonesia di SMA; (2) Kualitas butir soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada buku teks sejarah SMA; dan (3) Kesesuaian antara butir soal pada buku teks sejarah SMA dengan karakteristik HOTS.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data utama penelitian ini berasal dari butir soal yang terdapat pada buku teks Sejarah Indonesia kelas XII kurikulum 2013 edisi revisi 2018. Sampling yang digunakan purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan critical thinking dalam buku teks Sejarah Indonesia di SMA memenuhi tingkat kognitif yaitu menganalisis (C4) 32,25%, tingkat mengevaluasi (C5) 15,05%, dan tingkat mencipta (C6) 18% sudah ada variasi tingkat kognitif walaupun tingkat menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) pada buku teks Sejarah Indonesia di SMA masih rendah. Kedua, kualitas butir soal HOTS pada buku teks Sejarah Indonesia SMA kelas XII kurikulum 2013 edisi revisi 2018 berdasarkan teori taksonomi Bloom revisi Anderson dan Krathwohl adalah berlevel HOTS secara kalkulatif komposisi butir soal pada buku teks Sejarah Indonesia SMA kelas XII kurikulum 2013 edisi revisi 2018 adalah 65% yaitu meliputi menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Ketiga, kesesuaian butir soal pada buku teks Sejarah Indonesia SMA kelas XII kurikulum 2013 edisi revisi 2018 dengan karakteristik HOTS tidak semuanya sesuai atau hanya sebagai kecil ditemukan 20 butir soal dari 93 butir soal yang sesuai dengan empat indikator yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6), berbasis permasalahan kontekstual, stimulus yang menarik, dan bentuk soal yang beragam. 73 butir soal tidak sesuai karena tidak sesuai dengan empat indikator yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang rendah seperti mengetahui (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), tidak berbasis permasalahan konteks, tidak adanya stimulus, dan soal tidak menarik.