Seringkali perusahaan menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan biaya operasional dengan perubahan aktivitas bisnis yang mereka alami. Umumnya, aktivitas bisnis diukur dari sisi penjualan. Ketika biaya operasional perusahaan tidak berubah seiring dengan perubahan aktivitas atau output, kondisi ini dikenal dengan fenomena sticky cost. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor intensitas aset dan intensitas karyawan yang mungkin berdampak pada sticky cost. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan berfokus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2019-2022. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan berupa laporan tahunan dan menggunakan metode purposive sampling untuk pemilihan sampel. Regresi linier berganda digunakan untuk analisis data. Hasil pengujian untuk variabel independen menunjukkan bahwa intensitas aset dan intensitas karyawan memiliki dampak signifikan pada sticky cost. Variabel kontrol juga diuji antara lain profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan dan berpengaruh terhadapĀ sticky cost. Namun, pandemi Covid 19 tidak memiliki efek yang berpengaruh terhadap fenomena sticky cost. Penelitian ini merekomendasikan agar manajemen memprioritaskan alokasi aset dan sumber daya manusia yang efisien dalam mengelola biaya tetap. Hal ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang sulit diubah untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pasar.