Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan peran Sanggar Pasinaon Pambiwara Keraton Surakarta dalam melestarikan budaya Jawa, (2) mengklasifikasikan strategi Sanggar Pasinaon Pambiwara Keraton Surakarta melalui kegiatan pembelajaran untuk mendukung pemertahanan eksistensi budaya Jawa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus intrinsik. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi non partisipan, dan dokumentasi. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber data. Analisis data dilakukan dengan beberapa alur, meliputi reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama Sanggar Pasinaon Pambiwara Keraton Surakarta memiliki dua peran dalam mempertahankan eksistensi budaya Jawa yaitu peran kegiatan pembelajaran kelas dan turut serta secara aktif dalam memeriahkan dan menjalankan tugas-tugas Keraton Surakarta. Kedua, terdapat unsur-unsur yang mendukung keberjalanan kegiatan Sanggar Pasinaon Pambiwara Keraton Surakarta, meliputi pendiri, pangayom, pamong, dwija, dan Yayasan Pawiyatan Kebudayaan Keraton Surakarta. Ketiga, terdapat fungsi unsur-unsur kebudayaan Malinowski di Sanggar Pasinaon Pambiwara Keraton Surakarta, meliputi pemenuhan kebutuhan psiko-biologis melalui kegiatan ke pantai sebagai relaxation (relaksasi) setelah selesai kegiatan Nyekar dhateng Pajimatan, movement (pergerakan) melalui fasilitas yang disediakan sanggar, dan body comfort (kenyamanan) melalui pelayanan yang diberikan. Pemenuhan kebutuhan biologis dapat terpenuhi melalui pertemuan-pertemuan kegiatan kelas, pembahasan materi Tatacara lan Upacara Mantu, dan berupaya untuk memberikan penghidupan bagi orang-orang yang terlibat dalam sanggar. Kebutuhan instrumental dapat dipenuhi melalui pendidikan dan kaidah yang berlaku di sanggar. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif ditujukan melalui pemaparan ciri atau suatu hal dari kebudayaan Jawa yang bersifat khas yaitu sesuai dengan referensi Keraton Surakarta. Keempat, terdapat strategi yang dijalankan untuk mempertahankan eksistensi budaya Jawa, meliputi masih mempertahankan keaslian budaya lokal dengan tidak keluar dari pakem, penerapan kedisiplinan utamanya bagi dwija, promosi melalui Alumni Relations dan tidak kompetisi yang terjadi diantara para siswa.