;

Abstrak


Pemain Esport Dalam Kajian Ilmu Keolahragaan


Oleh :
Isnanto Muharram - A122108019 - Fak. Keolahragaan

Isnanto Muharram, M. Furqon Hidayatullah, Slamet Riyadi. “Pemain Esport Dalam Kajian

Ilmu Keolahragaan”. Tesis, Fakultas Keolahragaan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2024.

Pemain Esport menggunakan sedikit bagian fisik tubuh untuk 

mengoperasikan perangkat keras game yang bertautan dengan komputer atau 

sejenisnya ketika bermain online game (International Esports Federation, 2021a), 

namun masih menjadi perdebatan apakah hal tersebut cukup mengkategorikan 

bahwa esport adalah bagian dari sport. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) 

Menganalisis kondisi kesehatan pemain esport berdasarkan kajian ilmu 

keolahragaan. 2) Menganalisis kebugaran fisiologi pemain esport, berdasarkan 

kajian ilmu keolahragaan. 3) Menganalisis kajian literasi dari aspek kesehatan dan 

kebugaran pemain esport dari perspektif ilmu keolahragaan. 

Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Hidayatullah, 2022, 

p. 1; Jesson et al., 2011, p. 104) dengan menganalisa hasil ilmiah berbagai sumber 

informasi berupa artikel primer (n=677) pada penelitian sebelumnya sesuai tema 

penelitian ini. Rentan waktu publikasi artikel antara 2019-2023. Artikel tersebut di 

eliminasi menggunakan metode PRISMA, hingga menjadi sampel data (n=29). 

Dianalisa lebih lanjut berdasarkan Quartile (Q1-Q2) Jurnal Internasional 

terpublikasi. Pemetaan sampel data berdasarkan tema penelitian.

Berdasarkan laporan artikel dampak kesehatan dari aktivitas pemain esport

terdapat 21 artikel (72,4%), 15 artikel (71,4%) diantaranya menyimpulkan tentang 

mental disorder dan 6 artikel (28,6%) lainya menyimpulkan gangguan fisiologis 

seperti postur tulang belakang yang buruk, cedera pada pergelangan tangan dan 

telapak tangan. Laporan artikel dampak kebugaran dari aktivitas pemain esport

terdapat 7 artikel (24,1%) menyimpulkan tentang dampak aktivitas esport dapat 

menimbulkan degeneratif aktivitas fisik hingga berpotensi secara signifikan pada 

sedentary lifestyle. Kemudian terdapat sebuah artikel (3,4%) menyimpulkan esport 

adalah aktivitas non-agonis. 

Temuan penelitian ini menunjukkan, 1) kondisi pemain esport mengalami 

degeneratif kebugaran fisik sehingga berpotensi secara signifikan menyebabkan 

perilaku menetap (Sedentary), selanjutnya menyebabkan degeneratif pada 

metabolisme, kardiovaskuler bahkan imunitas. 2) Degeneratif fisiologi 

menyebabkan kualitas kesehatan pemain tidak meningkat bahkan cenderung 

menurun, berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan lebih lanjut. Secara 

psikologis terlaporkan pemain esport mengalami gejala mental disorder dengan 

kategori resiko tinggi. 3) Dengan demikian, kajian literasi tentang esport dalam 

bentuk laporan artikel terpublikasi, bahwa pemain esport tidak dapat disamakan 

dengan atlet olahraga konvensional. Terutama pada dampak kebugaran dan 

kesehatan pemain yang ditimbulkan sangat berlawanan dengan dampak kebugaran 

dan kesehatan atlet olahraga konvensional. Esport seharusnya dilihat sebagai 

hiburan dan kompetisi elektronik daripada sebagai bagian dari olahraga yang 

mencakup aktivitas fisik dominan.